Perbedaan Antara Malaikat Dan Jin, Asy Syaikh Abu Nashr Muhammad Al-Imam
Diantara
kaum muslimin ada yang tidak mengetahui tentang perbedaan antara
malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan. Bahkan penyimpangan sebagian
umat sampai kepada taraf menyamakan antara malaikat dengan jin.
Diantara kaum muslimin ada yang tidak mengetahui tentang perbedaan
antara malaikat yang mulia dengan jin dan syaitan. Bahkan penyimpangan
sebagian umat sampai kepada taraf menyamakan antara malaikat dengan jin.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam kitab “At
Tafsir Al Kabir” yang disandarkan kepadanya (7/381), “Kaum musyrikin
Arab dan ahli kitab meyakini adanya malaikat meskipun mayoritas mereka
menganggap bahwa malaikat dan syaitan itu merupakan satu jenis. Maka
siapa diantara mereka yang keluar dari ketaatan kepada Allah Subhaanahu
wata’aala, jatuhlah kedudukannya dan menjadi syaitan. “Kaum musyrikin
Arab dan ahli kitab mengingkari bahwa iblis adalah nenek moyang jin dan
mengingkari pula bahwa jin itu menikah, melahirkan, makan dan minum.
Bahkan sebagian orang Arab menyangka bahwa malaikat adalah keturunan jin
sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir.
Penyebutan perbedaan keduanya bisa membantu kita untuk mengenal
malaikat dengan pengenalan yang benar. Perbedaan-perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Malaikat diciptakan dari cahaya sedangkan jin diciptakan dari api.
Hal ini ditunjukkan dalam hadits Aisyah Radhiallahu 'anha dalam Shahih
Muslim (2996) dia berkata, “bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi
wasallam :
2.
خُلِقَتِ المَلَائِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ الجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Malaikat diciptakan dari cahaya dan jin diciptakan dari api yang bercampur dengan hitamnya api. “
Ini merupakan perbedaan yang mencolok dalam hal asal penciptaan, terlebih lagi ada perbedaan lain dalam sifat dan perbuatannya.
3. Nama-nama malaikat berbeda dengan nama-nama jin baik secara global
maupun terperinci. Adapun nama-nama malaikat mengandung makna utusan.
Maka malaikat bermakna para utusan Allah dan nama At Tasyaitan artinya
yang melampaui batas. Nama-nama ini secara global sudah menunjukkan
perbedaan apalagi secara terperinci. Sedangkan Al Iblis berasal dari
kata Al Iblas, artinya yang berputus asa dari rahmat Allah Subhaanahu
wata’aala.
Perhatikanlah nama Jibril, Mikail, Israfil dan yang lainnya. Engkau
mendapati bahwa nama-nama malaikat itu adalah nama- nama yang indah dan
bagus sedangkan nama-nama jin dan syaitan itu jelek.
4. Para malaikat diciptakan oleh Allah Subhaanahu wata’aala dengan
tabiat selalu taat kepada Allah Subhaanahu wata’aala, dan tidak ada
pilihan bagi malaikat apakah dia mau taat atau tidak. Berbeda dengan
jin, dimana Allah Subhaanahu wata’aala, menjadikan mereka mempunyai
pilihan dan kehendak sebagaimana manusia. Siapa yang ingin beriman, maka
dia memilihnya dan siapa yang ingin kekufuran, maka dia memilihnya.
Tatkala jin diberi pilihan tersebut, banyak dari kalangan mereka yang
memilih kekufuran daripada keimanan.
5. Para malaikat tidak memiliki syahwat. Oleh karena itu, mereka
tidak makan, tidak minum dan tidak menikah. Adapun para jin, mereka
makan, minum, menikah dan yang lainnya.
6. Para malaikat tidak pernah bermaksiat kepada Allah Subhaanahu
wata’aala, sedikit pun walaupun hanya sekejap mata. Adapun mayoritas jin
adalah kafir bahkan kekufuran pada mereka lebih banyak jika
dibandingkan dengan kekufuran pada manusia. Apa yang tersebar bahwa
Harut dan Marut adalah nama 2 malaikat, tidaklah benar bahkan keduanya
adalah jin. Barangsiapa yang berpendapat bahwa keduanya adalah malaikat,
mereka bersandar pada kisah-kisah Israiliyyat yang tidak bisa dijadikan
sebagai sandaran dan tidak bisa ditegakkan sebagai hujjah serta tidak
ada satu pun hadits shahih tentang hal ini.
7. Malaikat jauh lebih kuat daripada jin. Bahkan sebagian malaikat,
ada yang tidak bisa dibandingkan kekuatannya dengan seluruh jin seperti
Malakul Maut. Malakul Maut hanya seorang diri, namun dia mampu mencabut
ruh-ruh dari penduduk barat dan timur dalam waktu sekejap. Sungguh
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, telah melihat Jibril dan dia
memiliki 600 sayap. Hadits ini terdapat dalam Shahih Bukhari (4856) dari
hadits Ibnu Mas'ud radiallohu ‘anhu. Ada juga 8 malaikat yang memikul
'Arsy. Sungguh Allah Subhaanahu wata’aala, telah menjadikan para
malaikat sebagai bala tentaranya yang paling kuat dan Allah Subhaanahu
wata’aala, memperlihatkan seluruh jagat raya kepada mereka dan kekuatan
mereka pun berbeda-beda. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman:
جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ
وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap,
masing-masing dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya
apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. ” (QS. Fathir : 1)
8. Para malaikat lebih utama dari para jin baik dalam hal penciptaan, bentuk, perbuatan maupun keadaan.
9. Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan jumlahnya melebihi
jumlah jin, manusia dan hewan karena mereka senantiasa mengurusi para
makhluk tersebut dan mengurusi yang lainnya. Diantara mereka ada yang
ruku', ada yang sujud, adapula yang bertasbih dan beristighfar serta
yang lainnya.
10. Allah Subhaanahu wata’aala, menciptakan malaikat untuk melayani
bani Adam dan merekapun (para malaikat) senantiasa melakukan tugas
tersebut. Adapun mayoritas jin berusaha menyesatkan manusia dan
menyimpangkan mereka dari jalan Allah Subhaanahu wata’aala,. Yang berada
di baris terdepannya adalah nenek moyang mereka yaitu Iblis sebagaimana
yang telah diketahui secara pasti dalam agama ini.
11. Para malikat bertugas mengurusi jin dan membantu mereka sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala.
12. Malaikat mampu melihat jin di setiap waktu. Adapun jin tidak bisa
melihat malaikat kecuali jika malaikat itu berubah bentuk dengan bentuk
yang mampu dilihat oleh jin. Karena jika jin melihat malaikat, maka
tidak tersisa sedikitpun dari ilmu ghaib yang wajib diimani oleh mereka.
13. Allah Subhaanahu wata’aala menciptakan malaikat sebelum
menciptakan jin. Dalil yang menunjukkan tentang hal ini adalah bahwa
diantara para malaikat ada yang bertugas memikul 'Arsy sedangkan kita
sudah mengetahui bahwa Arsy itu diciptakan sebelum Allah Subhaanahu
wata’aala menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara
keduanya.
14. Malaikat merupakan alam ghaib bagi jin. Oleh karena itu, Allah
Subhaanahu wata’aala, mewajibkan kepada jin untuk beriman kepada para
malaikat.
15. Malaikat mampu menguasai jin dengan izin Allah Subhaanahu
wata’aala. Oleh karena itu, malaikat mampu melihat jin dan mencabut
ruh-ruh mereka serta mampu menghalangi kaum jin ketika hendak menyakiti
manusia sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala. Adapun jin
tidak mampu menguasai para malaikat dan hal ini sudah diketahui secara
pasti.
16. Para malaikat secara umum disifati dengan sifat-sifat yang terpuji. Allah Subhaanahu wata’aala berfirman tentang mereka:
يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan. “
(QS. An Nahl : 50)
وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ
“Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. ” (QS. Al-Anbiya : 28) Allah Subhaanahu wata’aala juga berfirman :
لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “
(QS At Tahrim:6 ). Allah Subhaanahu wata’aala juga berfirman :
بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ
“Bahkan mereka adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan
perintah-perintahNya. “
(QS. Al Anbiya:26-27) Adapun mayoritas jin memiliki sifat-sifat yang
jelek, seperti memberikan waswas, menghiasi perbuatan jelek sebagai satu
kebaikan, memalingkan, membuat makar dan tipu daya, melampaui batas
serta berbuat zhalim dan sebagainya.
17. Malaikat tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Kaum
jahiliyah telah terjatuh ke dalam kesalahan yang besar ketika mereka
mengatakan : “Para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. ” Allah
Subhaanahu wata’aala berfirman :
وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا
أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah
hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan.
Apakah mereka menyaksikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan
dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban. ” ( QS. Az Zukhruf :19) Allah Subhaanahu wata’aala,
berfirman mengabarkan tentang mereka:
أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ
“Apakah Tuhan memilih anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?”
Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan?” (QS. Ash
Shaffaat : 153-154 )
Mereka (para malaikat) tidak disifati laki-laki karena hal ini
mengharuskan bahwa diantara mereka ada yang perempuan, akan tetapi
mereka dikatakan sebagai hamba-hamba Ar Rahman dan tentara-tentara Allah
Subhaanahu wata’aala sebagaimana Al-Qur'an menamakan mereka dengan
hamba-hamba Ar Rahman. Adapun jin, ada yang laki-laki dan ada juga yang
perempuan. Hal ini sudah diketahui secara pasti dalam agama. Allah
Subhaanahu wata’aala, berfirman tentang iblis nenek moyang jin:
أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ
“Patutkah kamu mengambil dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain
daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” ( QS. Al -Kahfi : 50 )
18. Para malaikat senantiasa menolong di atas kebaikan kepada para
nabi dan rasul serta para pengikutnya. Oleh karena itu, malaikat
merupakan sumber kebaikan terhadap manusia dengan cara memberikan ilham
kepada manusia. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah
sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” 4/34 ) : “Maka
sumber ilmu yang benar dan kehendak yang baik itu berasal dari ilham
para malaikat dan sumber keyakinan yang batil serta kehendak yang buruk
dari bisikan syaitan. “
Malaikat tidak pernah menolong para tukang sihir dan ahli nujum dan
tidak pula membantu orang-orang yang sesat, rusak dan menentang
syari'at. Berbeda dengan syaitan dari kalangan jin. Mereka memberi
kekuatan dan pertolongan pada setiap kejelekan, kerusakan dan kejahatan.
Bahkan mereka adalah sumber segala kefasikan, kekufuran dan kefajiran.
19. Para malaikat tinggal di langit. Allah Subhaanahu wata’aala, berfirman :
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
“Hampir saja langit itu pecah dari sebelah atas dan malaikat-malaikat
bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang
yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Penyayang. “
( QS. Asy Syura : 5 )
Yang menjadi inti adalah lafazh “dari atas mereka. ” Allah Subhaanahu wata’aala , juga berfirman :
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا فَالَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْأَمُونَ
“Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka yang di sisi Tuhanmu
bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak
jemu-jemu. “
(QS. Fushshilat :38 ) Allah Subhaanahu wata’aala, juga berfirman :
وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ
“Dan tidaklah kami turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. ” (QS. Maryam : 64)
Maka mereka turun dari langit ke bumi. Adapun para syaitan dimana
iblis berada di baris terdepan, mereka tinggal di bumi. Mayoritas mereka
tinggal di tempat-tempat yang kotor seperti tempat-tempat najis, tempat
sampah, tempat buang air kecil dan besar serta tempat-tempat lainnya
yang kotor. Maka demikian jauh perbedaan antara yang tinggal dilangit
dan yang tinggal di bumi. Bagaimana mungkin dibandingkan dengan yang
biasa tinggal di tempat-tempat yang kotor?
20. Para malaikat bisa terbang ke langit yang tinggi karena asal
penciptaan malaikat mampu terbang ke atas langit yang tinggi dan kemana
saja sesuai dengan kehendak Allah Subhaanahu wata’aala . Berbeda dengan
jin dimana asal penciptaan mereka tidak mampu terbang namun hanya
berjalan melata di permukaan bumi dan bisa terbang jika mereka berubah
bentuk. Adapun kemampuan terbang jin itu sangat lemah jika dibandingkan
dengan kemampuan terbang para malaikat.
21. Para malaikat mampu menembus penghalang-penghalang bahkan bisa
sampai menembus ke bumi yang ketujuh, sebagaimana yang telah diketahui
bahwa para malaikat senantiasa mengurusi dunia dan segala isinya. Allah
Subhaanahu wata’aala, berfirman menyebutkan tentang sifat malaikat:
فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا
” Dan yang mengatur urusan. ” (QS. An Naziat : 5)
Permusuhan antara jin dan para malaikat itu akan senantiasa ada. Para
malaikat memusuhi iblis dan siapa saja yang bersamanya bahkan mereka
melaknat iblis dan para pengikutnya. Allah Subhaanahu wata’aala,
befirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir,
mereka itu mendapat la'nat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. “
(QS. Al Baqarah :161 )
Dan dalil-dalil lain baik dari ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam.
Dari perbedaan-perbedaan tersebut diatas jelaslah bahwa malaikat
tidak bisa disamakan dengan jin dan syaitan baik dalam hal penciptaan,
bentuk, nama, sifat, dan perbuatan dari awal sampai akhirnya.
Barangsiapa yang menyamakan antara keduanya, sungguh dia telah sesat
dari jalan yang lurus.
Sumber : Kitab Terjemah : “HUKUM BERINTERKASI DENGAN JIN” , Hal 25-36 Pustaka At Tsabat
www. salafybpp. com sumber: www. darussalaf. or. id, penulis: Asy Syaikh Abu Nashr Muhammad Al-Imam
www. salafybpp. com sumber: www. darussalaf. or. id, penulis: Asy Syaikh Abu Nashr Muhammad Al-Imam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar