Hari Kiamat itu Mempunyai Tanda-tanda

Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualan di pasar, sedikit saja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan. Ghibah menjadi-jadi dan merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina, orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang di masjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq.Wallahu'alam Bish-shawab

Sabtu, 28 Desember 2013

MENCEGAH DAN MENGATASI GANGGUAN JIN PADA MANUSIA

MENCEGAH DAN MENGATASI GANGGUAN JIN PADA MANUSIA

Akhir akhir ini sering kita lihat di Televisi berita kesurupan masal yang menimpa puluhan siswa-siswi SMA , SMP dibeberapa daerah di Indonesia ini. Fenomena ini cukup membuat pusing guru dan orang tua murid, mengapa hal ini sering terjadi pada akhir akhir ini. Dahulu kasus kesurupan hanya dialami oleh perorangan yang tinggal dipedesaan , dan jarang terjadi di perkotaan. Namun akhir akhir ini justru kasus ini banyak terjadi didaerah perkotaan, dalam skala yang besar. Kesurupan bukan hanya dialami satu atau dua orang tapi sampai puluhan orang dalam waktu bersamaan, sehingga cukup merepotkan pawang atau paranormal yang berusaha mengatasi kasus tersebut.
Menurut para pakar psikology kesurupan terjadi karena reaksi disosiasi atau reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas disekitarnya , akibat adanya tekanan fisik atau mental yang berlebihan. Umumnya kesurupan kerap menimpa orang yang jiwanya labil dan tidak mempunyai pegangan hidup yang kuat. Kebanyakan kasus kesurupan ini menimpa kaum wanita yang memang perasaannya lebih peka dan jiwanya labil.
BERBAGAI KASUS KESURUPAN MASAL DI NUSANTARA

Menurut pengetahuan yang berkembang dimasyarakat kesurupan terjadi karena adanya mahluk halus ruh atau jin yang merasuk kedalam tubuh seseorang. Kadangkala orang yang kesurupan berbicara dengan bahasa lain yang pada kenyataannya tidak dikuasai oleh orang yang kesurupan tersebut. Tekanan dan Nada suarapun berubah dari biasanya. Adakalanya orang yang kesurupan mengaku sebagai ruh nenek moyangnya , penunggu pohon , rumah atau tempat tertentu, atau salah seorang tokoh masyarakat dimasa lalu.
Banyak orang yang tertipu oleh ucapan orang yang kesurupan tersebut menyangka itu betul ruh nenek moyangnya, semua itu adalah tipu daya golongan Jin yang merasuk kedalam tubuh orang yang kesurupan. Dalam Qur’an dikatakan bahwa Ruh orang yang sudah meninggal tidak bisa berhubungan dengan orang yang masih hidup , karena antara mereka dengan kehidupan manusia dipisahkan oleh dinding yang amat kuat (barzakh) sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100. 

99- (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),100- agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (Al Mukminun 99-100)

Peristiwa kesurupan terjadi akibat Jin yang masuk kedalam tubuh manusia mempengaruhi fikiran dan gerak tubuh orang tersebut. Jin biasanya masuk melalui ubun –ubun hingga separuh badan atau sepenuh tubuh. Jika ia masuk separuh badan Jin hanya menguasai bagian atas tubuh , ia berbicara dan menggerakan tangannya sesuai dengan keinginan Jin tersebut. Orang yang dirasuki Jin tersebut bisa mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya namun tidak berdaya untuk menahan lidahnya dari mengucapkan kata kata yang dinginkan mahluk Jin yang merasukinya, ia juga tidak mampu mengontrol gerak tangan dan mimik wajahnya. Gerak tangan, mimik wajah dan kata-kata yang diucapkannya sepenuhnya dikendalikan oleh mahluk Jin yang merasukinya.
Jika Jin masuk sepenuh badan , orang yang dirasuki Jin tersebut akan hilang kesadarannya. Ia tidak tahu apa yang diucapkan atau dilakukannya, seluruh tubuhnya sepenuhnya dibawah kontrol mahluk Jin yang memasuki tubuhnya. Ia baru sadar setelah mahluk Jin tersebut keluar dari tubuhnya. Jika ditanya hal yang dilakukan selama kesurupan ia tidak akan bisa menjelaskan, karena ia memang tidak mengetahuinya, saat itu ia berada dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dalam keadaan kesurupan biasanya tenaga orang tersebut menjadi berlipat ganda, adakalanya orang tersebut tidak mempan terhadap pukulan dan senjata tajam, seperti bisa kita lihat pada pertunjukan kuda kepang.
Gangguan Jin pada manusia
Kesurupan adalah salah satu kasus gangguan mahluk Jin terhadap manusia. Allah telah menjadikan bumi ini dihuni oleh berbagai mahluk hidup termasuk diantaranya golongan Jin. Dalam kehidupan sehari hari interaksi antara Jin dan manusia tidak bisa dihindari. Dalam Al Qur’an Allah mengingatkan agar kita waspada terhadap golongan Jin ini, karena mereka bisa melihat kita dari tempat yang kita tidak bisa melihat mereka. Rasulullah juga mengingatkan bahwa Jin bisa keluar masuk tubuh manusia melalui jalan darah.
Jin juga seperti manusia terdiri atas berbagai bangsa, suku, golongan dan kelompok. Ada yang baik ada pula yang buruk, ada yang saleh , beriman, bertakwa adapula yang kafir , munafik dan berperilaku buruk. Jin yang saleh dan baik biasanya tidak suka usil mengganggu manusia, namun Jin kafir dan berperilaku buruk sering mengganggu kehidupan manusia. Jin bisa masuk dan melakukan interfensi terhadap kehidupan manusia oleh beberapa sebab antara lain:
1.Pengaruh keturunan
Dimasa lalu mungkin ayah, nenek atau uyut yang bersangkutan pernah bersahabat atau memelihara teman dari golongan Jin. Karena umumnya Jin usianya jauh lebih panjang dari manusia bisa mencapai ratusan tahun, diantara Jin tersebut ada yang masih ingin melanjutkan persahabatannya dengan keturunan orang tersebut. Jin tersebut berusaha memperkenalkan diri pada anak cucu orang yang pernah menjadi sahabatnya. Bagi keluarga yang tidak siap hal ini kadang kala dirasakan sebagai gangguan. Gejalanya terlihat pada anak anak yang kadang kala sering terlihat bermain atau bercakap cakap dengan seseorang yang ujudnya tidak terlihat.
2.Pengaruh benda pusaka
Diantara Jin ada yang mendiami benda pusaka seperti keris, bantu cincin, gelang, atau azimat. Seseorang yang mendapat titipan atau menyimpan benda pusaka tersebut baik disengaja atau tidak disengaja, akan selalu diikuti oleh Jin penunggu benda pusaka tersebut. Jin tersebut akan memberi pengaruh pada perilaku orang yang menyimpan benda pusaka itu. Pengaruhnya bisa positip bisa juga negatip tergantung watak Jin yang menghuni benda pusaka tersebut. Jin yang menghuni pusaka itu bisa saja menjadi pengganggu bagi orang yang menyimpan pusaka tersebut jika ia merasa tidak puas dengan perawatan atau cara penyimpanan pusaka dari orang yang bersangkutan.
3.Tanpa sengaja menggangu kediaman Jin
Umumnya Jin mendiami tempat yang jarang bahkan tidak dihuni oleh manusia, seperti Gurun pasir, lautan, sungai sungai, gua-gua, Rimba belantara, Rumah atau bangunan kosong dan lain sebagainya. Dalam perjalanan didaerah yang tidak berpenghuni tersebut adakalanya manusia memasuki kawasan yang didiami Jin dan melakukan tindakan atau perbuatan yang tidak menyenangkan kelompok Jin tersebut. Misalnya buang air kecil, memotong atau menebang pohon yang dihuni kelompok Jin, berteriak atau berlaku tidak sopan ditengah rimba dan lain sebagainya. Jin yang merasa tidak senang dengan perbuatan orang tersebut akan berusaha menyerang bahkan merasuk kedalam tubuh orang tersebut.
4.Diminta datang dan hadir oleh yang bersangkutan
Jin bisa hadir dan merasuk kedalam jasad seseorang atas permintaan yang bersangkutan. Dengan membaca mantra , atau memanggil nama Jin yang bersangkutan Jin akan datang pada orang tersebut. Jin bisa juga hadir atas permintaan yang tidak disadari. Misalnya seseorang meminta pertolongan , atau bantuan pada penjaga lembah, Gunung, Pohon , arwah leluhur, atau benda tertentu , seruan dan panggilan tersebut akan mengundang kedatangan Jin padanya. Adakalanya Jin tersebut masuk kedalam tubuh orang yang bersangkutan. Kasus ini bisa kita lihat pada permainan kuda kepang.
5.Didatangkan atau dihadirkan oleh pawang atau orang yang ahli
Jin bisa juga dihadirkan merasuk kedalam tubuh seseorang atas perintah dan permintaan dari pawang yang menguasai Jin. Orang yang jiwanya lemah dan labil bisa dimasuki oleh Jin yang disuruh oleh orang lain dengan mudah. Namun orang yang mempunyai kepribadian kuat dan biasa melakukan dzikir serta taat beribadah pada Allah,sangat sulit bahkan tidak bisa dimasuki oleh Jin yang disuruh oleh orang lain tersebut. Jin yang datang atas permintaan pawang ini biasanya mempunyai misi khusus, misalnya untuk membuat kekacauan, menimbulkan rasa sakit (santet, teluh) atau sebaliknya ditugaskan untuk melindungi atau menyembuhkan penyakit orang yang bersangkutan.
Mencegah terjadinya kesurupan
Kesurupan adalah kejadian masuknya mahluk Jin kedalam tubuh manusia baik secara total maupun separuh badan. Pada kasus masuk separuh badan biasanya yang bersangkutan masih sadar dan mengetahui apa yang telah diucapkan atau dilakukannya, hanya saja ia tidak mempunyai kendali atas ucapan dan tindakannya itu. Pada kasus masuk keseluruh tubuh secara total biasanya yang bersangkutan tidak tahu dan menyadari apa yang diucapkan dan diperbuat oleh dirinya. Kasus masuk separuh badan biasanya dilakukan oleh Jin yang bersahabat, dalam rangka menjaga diri atau anak cucu dari manusia yang menjadi sahabatnya. Jin yang bersahabat ini biasanya hanya memberi nasihat, atau saran penyelesaian suatu masalah dan tidak pernah membuat onar.
Kasus kesurupan total biasanya terjadi akibat kemarahan jin yang merasa habitatnya terganggu oleh ulah orang tersebut, atau Jin yang sengaja dikirim oleh pawang, dukun atau para normal dengan niat tertentu. Kesurupan total juga bisa terjadi atas permintaan yang bersangkutan , yang memang meminta kehadiran mahluk ghaib, atau kekuatan benda tertentu didalam dirinya, contohnya pada permainan kuda kepang.
Kasus kesurupan masal yang banyak terjadi pada dewasa ini umumnya terjadi akibat kemarahan Jin yang tidak senang karenanya habitatnya terganggu. Misalnya akibat penebangan pohon atau pembongkaran bangunan tua tempat tinggal mereka selama ini. Tekanan hidup, pelajaran sekolah yang menumpuk , ditambah tayangan film tentang hantu, kuntilanak , dunia lain ditelevisi menyebabkan jiwa anak anak menjadi labil dan sugestif terhadap hal yang berbau mistik. Kondisi ini memudahkan Jin untuk masuk kedalam tubuh orang yang bersangkutan melakukan unjuk rasa, menyatakan ketidak senangannya atas gangguan yang dialami oleh habitatnya.
Untuk menghindari kasus kesurupan paling mudah adalah dengan menghindarkan berbagai hal yang dapat menyebabkan timbulnya kasus kesurupan sebagaimana telah disebutkan diatas . Para pakar kesehatan mengatakan mencegah penyakit lebih baik dan lebih murah biayanya daripada mengobati penyakit. Demikian pula dalam kasus kesurupan, mencegah terjadinya kesurupan lebih baik dari pada mengobati mereka yang sudah terkena kesurupan atau dirasuki Jin. Menyembuhkan atau mengobati orang yang kerasukan Jin apalagi Jin yang sengaja dikirim oleh pawang, dukun atau paranormal untuk mendatangkan penyakit bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kemauan yang kuat dari yang bersangkutan , keluarga dan ditambah keahlian dan keterampilan orang yang berusaha mengobati kasus tersebut.
Bagi mereka yang belum terlanjur sebaiknya hindari bersahabat dengan mahluk Jin, kita tidak bisa melihat Jin sedang mereka bisa melihat kita, hal ini menyebabkan kita tidak bisa mengetahui hakekat sebenarnya dari Jin yang mengaku sebagai sahabat itu. Bagi yang mendapatkan warisan persahabatan dari nenek moyangnya hati hati dan waspadalah, informasi yang diterima dari golongan Jin jangan diterima secara mutlak dan membabi buta, gunakan akal dan fikiran sehat untuk menelaahnya.
Hindari menyimpan benda pusaka apapun seperti keris, cincin, gelang, azimat, atau benda keramat lainnya. Jin yang ada pada benda pusaka itu akan mempengaruhi diri atau anggota keluarga yang lemah. Jika ada hal yang tidak menyenangkan mereka , Jin tersebut bisa berunjuk rasa dengan memasuki tubuh salah seorang anggota keluarga. Jika dirumah atau pada diri anda ada benda pusaka seperti dimaksud diatas yang didapat dari warisan , diberikan orang atau anda pernah berguru suatu ilmu kanuragan musnahkanlah benda tersebut. Bertakwalah hanya pada Allah, jangan mempersekutukan Allah dengan apapun. Benda tersebut hanya akan membawa mudharat bagi anda dan keluarga anda.
Jika melintas didaerah yang tidak dikenal atau tidak ada penghuninya seperti rimba belantara, gurun pasir, sungai , gua , pantai dan berada ditengah laut, selalu berdzikir dan minta perlindungan pada Allah dari kejahatan mahluk Jin dan syetan yang mungkin datang mengganggu. Berlaku tawadhu, sopan dan jangan ugal ugalan didaerah tersebut, insya Allah selamat dari kejahatan berbagai mahluk yang ada didaerah itu.
Jangan meminta pertolongan kepada apapun selain Allah. Mengharap pertolongan , kekuatan ghaib atau energi dari benda yang ada disekitar kita seperti Gunung, Pohon besar, Matahari, bulan, langit, bumi atau benda lain yang dianggap sebagai Tuhan atau benda keramat , dapat mengundang kehadiran Jin. Orang yang tidak mengerti menyangka kekuatan yang muncul adalah berkah karomah benda atau sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan itu. Mereka telah tertipu oleh mahluk Jin yang datang , memenuhi panggilan orang yang bersangkutan.
Memintalah hanya kepada Allah sesuai ikrar yang kita ucapkan minimal 17 kali sehari semalam, Iyyakana’budu wa iyyakanastain (Hanya padaMu kami menyembah dan hanya kepadamu kami minta pertolongan). Orang yang mengikuti latihan Reiki , Attunemet atau pengisian pada latihan tenaga dalam banyak yang mengalami kasus penipuan oleh mahluk Jin. Mereka menyangka mendapat kekuatan dari energi alam seperti Gunung, Pohon dan lain sebagainya, padahal energi itu datang dari golongan Jin.
Hati2lah dengan berbagai pelatihan menyerap energi alam semesta dan pengisian energi yang dilakukkan orang tertentu. Berbagai kekuatan dan keajaiban yang muncul adalah hasil perbuatan mahluk Jin yang merasa diundang dan diminta bantuannya. Kalau anda sudah dirasuki kekuatan Jin yang datang tersebut, membersihkannya bukanlah perkara mudah. Mereka tidak mau pergi dari diri anda, karena mereka merasa bahwa mereka datang atas undangan anda. Maka dibutuhkan kemauan yang kuat dari diri anda untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuatan Jin itu, dan perlu dibantu oleh orang yang mampu untuk mengatasi pengaruh Jin itu.
Mengatasi kasus kesurupan
Biasanya jika terjadi kasus kesurupan orang akan sibuk mencari para normal, dukun, atau ustadz yang dianggap mampu, adakalanya mereka bisa mengatasi namun tidak sedikit yang gagal . Bagi orang yang benar benar mampu dan mempunyai kekuatan ilahi mengusir Jin yang mengganggu seseorang bukanlah hal sulit, ia tidak perlu membaca do’a, ayat Qur’an atau mantera yang panjang. Cukup dengan berdialogh menyuruh Jin itu pergi atau dengan memberikan pukulan ringan ditubuh orang yang kesurupan tersebut.
Rasulullah saw pernah menangani kasus orang kesurupan ini sampai beberapa kali satu diantaranya diriwayatkan dari Ummu Abban binti Al Wazi’bin Zarri’ bin Amir Al Abdi dari ayahnya, bahwa kakeknya pernah datang pada Rasulullah saw . Kala itu ia pergi membawa seorangf anaknya atau keponakannya yang gila. Kakek saya menuturkan:”ketika kami sampai dihadapan Rasulullah saw saya berkata, bersama saya ada anak artau keponakan saya yang gila, saya membawa anak tersebut agar tuan berkenan mendo’akannya.” Rasulullah saw bersabda:” Coba bawa anak itu kepadaku”. Lalu saya menghampiri anak itu yang sedang duduk diatas kendaraan. Saya menanggalkan baju safar anak itu dan memakaikan pakaian yang bagus, lalu menuntun tangan anak itu hingga tiba dihadapan Rasulullah saw.
Kemudian beliau berkata:”Tolong dekatkan anak itu kepadaku”. Selanjutnya beliau menarik keras keras baju anak itu dari atas sampai kebawah. Kemudian memukul punggung anak itu , sampai terlihat putihnya kedua ketiak beliau. Beliau berkata:” Keluarlah hai musuh Allah, keluarlah hai musuh Allah!” Kemudian anak itu menghadap beliau dengan tatapan yang sehat , tidak seperti sebelumnya. Rasulullah saw mendudukan anak itu dihadapannya seraya mendo’akan. Lalu beliau mengusap wajah anak itu. Setelah dido’akan oleh Rasulullah saw tidak ada seorangpun yang ikut didalam pombongan itu yang melebihi keutamaan anak itu. (HR Ath-Thabarani)
Imam Ahmad bin Hambal juga pernah menangani kasus orang yang kesurupan Jin. Diriwayatkan pada satu ketika imam Ahmad sedang duduk di masjid. Tiba tiba ia dihampiri oleh salah seorang sahabatnyayang baru datang dari khalifah Al Mutawakkil. Sahabatnya berkata”Dirumah Amirul Mukminin ada seorang budak perempuan yang kerasukan. Amirul Mukminin mengutus saya agar anda memohon kepada Allah untuk kesembuhan budak itu”,
Mendengar penuturan itu Imam Ahmad memberi sahabatnya itu dua sandal kayu seraya berkata:”Pergilah kerumah Amirul mukminin, dan duduklah didekat kepala budak itu. Katakan kepada si jin bahwa imam Ahmad berkata kepada engkau (Jin) , mana yang paling engkau suka keluar dari budak ini atau dipukul dengan sandal ini 70 kali”. Sahabat Imam Ahmad pun bergegas membawa sandal itu kerumah Amirul mukminin, duduk didekat budak wanita itu seraya mengatakan apa yang diperintahkan Imam Ahmad.
Melalui lisan budak itu si Jin berkata:” Aku mendengar dan patuh kepada imam Ahmad. Bahkan sendainya beliau menyuruh aku keluar dari Irak , aku pasti akan keluar. Sesungguhnya beliau itu orang yang taat kepada Allah. Siapapun yang taat pada Allah pasti ditaati segala sesuatu”. Kemudian Jin itupun keluar dari budak wanita tersebut. Budak wanita itupun hidup dengan tenang dan dikaruniai keturunan.
Namun tatkala Imam Ahmad telah wafat, Jin itu kembali memasuki tubuh budak wanita tersebut. Kemudian Khalifah memanggil sahabat Imam Ahmad. Lalu iapun hadir dengan membawa sandal itu, Ia berkata kepada si jin:” Keluarlah engkau, jika tidak aku akan memukul dengan sendal ini!”. Jin itu menjawab:” Aku tidak akan patuh padamu, aku juga tidak akan keluar. Imam Ahmad bin Hambal itu berbeda, beliau benar benar taat pada Allah, beliau menyuruh kami untuk taat pada-Nya”
Demikianlah contoh mengatasi kasus kesurupan dari Rasulullah dan orang saleh seperti Imam Ahmad bin Hambal. Jika orang yang menangani kasus kesurupan tidak sungguh sungguh kuat seperti yang dicontohkan Imam Ahmad tentu proses penyembuhan akan memakan waktu lama dan bertele-tele. Karena itu mencegah kasus kesurupan lebih baik daripada menangani atau menyembuhkan orang yang terkena kesurupan. Salah satu cara untuk mengusir Jin yang mengganggu adalah dengan membacakan ayat Qur’an atau ruqyah pada orang yang mengalami gangguan tersebut. Dewasa ini sudah banyak ruqyah center yang didirikan untuk menangani kasus orang yang mengalami gangguan dari mahluk Jin.
Ada juga orang yang datang kepada paranormal atau dukun untuk mengatasi gangguan jin yang dialaminya. Dalam kasus ini adakalanya yang bersangkutan bisa sembuh namun tidak sedikit yang bertambah parah. Dukun atau paranormal itu berusaha mengusir Jin penganggu dengan memanggil Jin khodam yang dimilikinya. Sehingga terjadi perkelahian antara kelompok Jin. Jika Jin yang dimiliki dukun atau paranormal itu lebih kuat , maka Jin pengganggu itupun akan pergi. Namun Jika Jin yang dibawa paranormal itu lebih lemah , adakalanya ia berbalik jadi ikut perintah Jin pengganggu itu.
Gejala – gejala Gangguan jin pada manusia
Setiap penyakit dapat dikenali dari gejala atau tanda tanda yang muncul, demikian pula penyakit akibat gangguan jin dapat kita kenali dari gejala yang muncul antara lain sebagai berikut dibawah ini.
1. Gejala pada waktu tidur :
  • Susah dan tidak bisa tidur dimalam hari, kecuali setelah lama dan dengan susah payah
  • Susah bangun , dan banyak tidur sehingga tidak bisa melakukan ibadah yang diinginkan
  • Selalu Cemas dan sering terbangun dimalam hari
  • Mimpi buruk melihat sesuatu yang mengancam dan menakutkan , ingin berteriak minta tolong namun tidak bisa
  • Mimpi melihat berbagai binatang seperti ular, kucing, anjing, tikus, onta, kuda, monyet, serigala, harimau dan lain sebagainya.
  • Tertawa, menangis, berteriak, mengomel atau merintih pada saat tidur
  • Mimpi seolah olah jatuh dari tempat yang tinggi
  • Berdiri dan berjalan pada waktu tidur tanpa disadari
  • Mimpi berada dalam lingkungan pemakaman, didalam kuburan, tempat sampah atau jalan dan lingkungan yang seram dan mengerikan.
  • Mimpi melihat orang yang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali, putih sekali atau hitam sekali.
  • Mimpi yang sangat seram dan mengerikan
  • Mimpi bertemu orang yang sama (laki/perempuan) berkali kali dan ingin bertemu dengan orang yang dimimpikan itu
  • Mimpi seakan akan dihimpit benda yang berat dan sulit untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut.
  • Mendengkur dengan keras
  • Mimpi melihat atau bertemu keluarga yang sudah meninggal, atau melihat mayat
  • Mimpi berada di masa atau abad yang lampau
  • Mimpi melihat suatu peristiwa dan keesokan harinya mengalami peristiwa persis seperti yang dialami dalam mimpi tersebut.
2. Gejala – gejala Pada waktu terjaga
  • Sering merasa was was dan ketakutan tanpa sebab yang jelas
  • Suka marah –marah dan emosi tidak terkendali
  • Dorongan kuat untuk melakukan perbuatan maksiat
  • Merasa lesu dan malas untuk beribadah
  • Sulit khusu’ dalam mengerjakan sholat, (susah mengingat rakaat yang sudah dikerjakan)
  • Suka menghayal, melamun , menyendiri dan mengurung diri
  • Sering pusing, dan merasa sakit pada kedua mata, telinga, hidung. Gigi, tenggorokan atau lambung tanpa sebab yang jelas.
  • Selalu berpaling dari dzikir mengingat Allah dan memandang remeh kegiatan ibadah sholat dan amal kebaikan lainnya.
  • Pikiran selalu linglung, merasa sedih, jantung berdebar,
  • Sering kesurupan baik separuh badan atau secara total
  • Sering mendengar orang memanggil namanya
  • Merasa ada yang mengikuti, mengejar dan mengancam akan membunuh
  • Merasa ada yang mengajak bicara, mendengar bisikan untuk melakukan sesuatu, membunuh, memperkosa, memukul, meloncat dari tempat yang tinggi, terjun kesungai atau jurang, menabrakan diri ke kereta api atau kendaraan lain.
  • Sering mencium bau –bauan wangi kembang atau dupa, bau anyir atau busuk
  • Melihat benda benda seakan bergerak, berputar, terbalik , miring dan lain sebagainya
  • Melakukan tindakan tindakan aneh tanpa disadari
  • Tiba tiba dapat meramal, membaca fikiran orang lain atau mengetahui apa yang akan terjadi
  • Cemas dan paranoid (takut yang berlebihan)
  • Melihat penampakan mahluk halus atau merasakan keberadaan mahluk halus
  • Rasa sakit disalah satu anggota badan namun setelah diperiksa secara medis tidak ditemukan adanya kelainan atau dokter tidak sanggup mengobati penyakit tersebut.
Gangguan Jin yang parah umumnya yang dikirim oleh orang yang berniat jahat berupa santet, teluh yang menimbulkan penyakit yang sulit disembuhkan secara medis atau ada usaha sekelompok Jin yang ingin menguasai orang tersebut karena sesuatu dan lain hal. Menghilangkan gangguan Jin yang telah mendarah daging pada seseorang bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu yang lama , kesabaran keuletan dan ketekunan yang bersangkutan dibantu oleh orang yang memang mampu dan mempunyai kekuatan terhadap golongan Jin.
Mengatasi gangguan Jin dengan mendatangi dukun , paranormal yang menggunakan bantuan Jin untuk mengusir Jin pengganggu kadangkala hanya menambah parah penyakit yang diderita. Jin yang dikalahkan adakalanya malah ikut menghuni jasad penderita gangguan Jin tersebut. Ciri khas paranormal yang menggunakan bantuan Jin umumnya mereka memasang tarif untuk jasa bantuan yang diberikan, karena Jin yang diminta bantuan juga mengajukan syarat atau minta imbal jasa dari orang yang minta bantuannya.
Jin tidak memiliki kekuasaan terhadap orang yang beriman, bertakwa, tawakkal dan ikhlas pada Allah ini dijamin Allah dalam Al Qur’an. Gangguan Jin dalam kekuarga bisa diatas dengan meningkatkan Iman, takwa, tawakal dan ikhlas dengan membaca dan mentadabburi ayat Qur’an boleh juga dilakukan dengan terapi Ruqyah ayat Qur’an yang dibacakan oleh ustadz yang memang sudah menguasai dan memahami seluk beluk rahasia kekuatan Jin.
Bagaimanpun mencegah gangguan Jin lebih baik daripada mengobati kasus gangguan Jin. Hindarkanlah hal yang dapat mendatangkan gangguan Jin pada diri dan keluarga seperti yang telah disebutkan diatas. Bentengi diri dengan Iman , takwa, tawakkal serta ikhlas untuk menahan serangan yang mungkin dilakukan oleh orang yang dengki atau Jin yang iseng. Perbanyak ibadah sholat sunah, dzikir mengingat Allah , membaca Qur’an , puasa sunah, mendengar tausiah dan pengajian serta amal kebaikan lainnya untuk meningkatkan Iman dan Takwa pada Allah. Selalu berlindung pada Allah dari kejahatan mahluknya yang terlihat maupun tidak terlihat, bisa juga dengan membiasakan membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas dan ayat Kursi.Bagi anda yang merasakan adanya gejala gangguan Jin seperti yang disebutkan diatas silahkan coba terapi dengan mentadabburi surat An Nahl ayat 98-100 berikut ini

TERAPI TADABBUR QUR’AN MENGATASI GANGGUAN JIN DAN SYETAN

Bacaan tadabbur
Ya Allah telah kau ingatkan kepada kami dalam Qur’anMu yang agung, apabila kami membaca Qur’an agar kami berlindung padaMu dari godaan dan tipudaya syetan yang terkutuk. Sesungguhnya syetan itu tidak mempunyai kekuasaan terhadap orang yang beriman dan bertawakkal padaMu. Syetan hanya berkuasa terhadap orang yang mengambilnya sebagai pemimpin dan menjadikannya sebagai sekutu sekutuMu.
Ya Allah teguhkan Iman dan keyakinan kami padaMu, tolong kami untuk selalu bertawakal dan berserah diri padaMu, lindungi kami dari tipu daya syetan yang menyesatkan. Jangan kau jadikan syetan berkuasa terhadap kami. Ya Allah jadikan syetan berputus asa dari menipu dan menyesatkan kami dari jalanMu yang lurus.
Ya Allah jangan kau jadikan kami termasuk orang mengambil syetan sebagai pemimpin, jangan kau jadikan kami memperturutkan hawa nafsu dan mengikuti bujuk rayu syetan yang mempedaya. Jangan Kau jadikan kami sebagai budak-budak syetan yang hina. Jangan Kau jadikan kami termasuk orang yang mempersekukutkanMu dengan sesuatu. Engkaulah pemimpin kami , Engkaulah pelindung kami, hanya Engkaulah yang kami sembah. Teguhkan iman dan keyakinan kami padaMu ya Allah , bimbing kami menempuh jalanMu yang lurus , perkenankanlah permohonan kami ini ya Allah

Ada baiknya anda hafalkan ayat tersebut diatas dan sering dibaca dalam sholat, disamping surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas insya Allah anda terpelihara dari kejahatan syetan dan jin yang suka mengganggu manusia atau kejahatan syetan dan Jin yang dikirim oleh orang yang dengki pada anda (santet atau sihir)

Hukum Pernikahan manusia dengan jin

Alhamdulillah

Pertama. Allah telah memberikan kita nikmat dengan menciptakan wanita dari jenis kita sendiri, yaitu manusia. Sehingga seorang laki-laki datang tenang hidup dengannya dan terwujud kasih sayang di antara mereka berdua dan agar bumi ini dapat dikelola dengan keturunan mereka.
Allah Ta’ala berfirman,

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً  (سورة النحل: 72)

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu” (QS. An-Nahl: 72)

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (سورة الروم: 21

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Syekh Muhammad Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata; ‘Firman Allah Ta’aa; “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu” (QS. An-Nahl: 72)
Dalam ayat tersebut Allah memberikan nikmat kepada anak Adam dengan menjadikan bagi mereka isteri-isteri dari jenis mereka sendiri. Seandainya pasangannya terdiri dari jenis lain, tidak akan terjadi kesatuan, cinta dan kasih saying. Akan tetapi dengan rahmat-Nya, Dia menjadikan di antara anak Adam laki-laki dan wanita. Lalu menjadikan kaum wanita isteri bagi kaum laki-laki. Ini merupakan nikmat yang paling besar, sebagaimana dia merupakan tanda paling agung yang menunjukkan bahwa hanya Allah Jalla wa Alaa saja yang berhak disembah.
Dia juga menjelaskan di tempat lain bahwa hal ini merupakan nikmat yang sangat agung dan bahwa dia merupakan tanda kebesaran Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya,

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (سورة الروم: 21)

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
 Allah Ta’ala juga berfirman,

أَيَحْسَبُ الأِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدىً أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِنْ مَنِيٍّ يُمْنَى ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوَّى فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالأُنْثَى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (QS. Al-Qiyamah: 36-39)
Firman Allah Ta’ala;

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا (سورة الأعراف: 189)

“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 189)
Adhwa’ul Bayan, 2/412
 Adapun tentang hukum pernikahan antara jin dan manusia, para ulama berbeda pendapat menjadi tiga pendapat.
Pendapat pertama: Haram. Ini adalah pendapat Imam Ahmad.
Pendapat kedua. Makruh. Yang berpendapat seperti ini adalah Imam Malik, Hakam bin Utaibah, Qatadah, Hasan, Uqbah Al-Asham, Hajjab bin Arthah, Ishaq bin Rahawaih. Boleh jadi makna makruh menurut sebagian ulama adalah mengharamkan. Dan ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah, rahimahullah berkata, “Mayoritas ulama menyatakan makruh pernikahan manusia dengan jin.” (Majmu’ Fatawa, 19/40).
Pendapat ketiga, boleh. Ini adalah pendapat sebagian ulama mazhab Syafi’i.
Syekh Muhammad Amin Asy-Syinqithy rahimahullah berkata, “Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan pernikahan antara anak adam dan jin. Sejumlah ulama melarangnya, namun sebagian lainnya membolehkannya.
Al-Manawy dalam kitab Syarh Al-Jami Ash-Shagir berkata, “Disebutkan dalam kitab Al-Fatawa As-Sirajiah dari kalangan Hanafi, ‘Tidak boleh terjadi pernikahan antara manusia dengan jin, atau dengan manusia air. Karena perbedaan jenis’. Sedangkan dalam Fatawa Al-Barizi dari kalangan Syafi’I dikatakan, ‘Tidak boleh terjadi pernikahan antara keduanya, namun Ibnu Ammad menguatkan pendapat yang membolehkannya.’ Al-Mawardi berkata, ‘Perkara ini tertolak secara logika, karena berbedanya kedua jenis dan tabiat. Anak adam adalah dunia fisik, sedangkan jin adalah dunia ruhani. Yang satu terbuat dari tanah, sedang yang satunya terbuat dari api. Perpaduan dengan perbedaan seperti itu pasti tertolak, dan tidak mungkin terjadi keturunan dengan perbedaan tersebut.”
Ibnu Al-Araby, dari mazhab Maliki berkata, “Pernikahan mereka dibolehkan secara logika, jika ternyata disahkan berdasarkan syariat, maka dia lebih baik.”
Pencatatnya berkata, “Tidak aku ketahui dalam Kitabullah dan juga dalam sunnah Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam nash yang menunjukkan dibolehkannya pernikahan antara manusia dengan jin. Bahkan yang tampak dari zahir ayat-ayat yang ada adalah tidak dibolehkan. Firman Allah Ta’ala dalam ayat ini,
والله جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجاً (سورة النحل: 72)

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri” (QS. An-Nahl: 72)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia telah memberi nikmat kepada Bani Adam berupa isteri-isteri yang terdiri dari jenis mereka sendiri. Maka dipahami dari ayat tersebut bahwa Dia tidak memberikan isteri dari jenis yang berbeda, seperti perbedaan antara manusia dengan jin. Itu sangat tampak.
Hal ini dikuatkan dengan firman Allah Ta’ala,
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21)
Firman Allah Ta’ala “Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri.” itu dalam konteks memberikan nikmat. Hal ini menunjukkan bahwa Dia tidak menciptakan isteri-isterinya dari selain jenis mereka.”
“Adhwa’ul Bayan, 3/43.
Syekh Wali Zar bin Syahiz Ad-Din hafizahullah berkata, “Adapun masalah ini dari segi realitas, maka semuanya menyatakan kemungkinan terjadinya. Karen nash yang ada tidak menyatakan secara jelas, apakah dibolehkan atau dilarang, maka kami condong kepada pelarangan secara syariat. Sebab membolehkannya akan menyebabkan beberapa hal yang membahayakan, di antaranya;
1-     Tersebarnya perbuatan zina, lalu mereka kaitkan hal tersebut dengan dunia jin. Karena dunia jin adalah perkara gaib, tidak mungkin dilakukan penyidikan atasnya. Sedangkan Islam sangat memperhatikan dalam masalah menjaga kehormatan.  Mencegah kerusakan didahulukan dari mendatangkan kebaikan, demikian sebagaimana telah ditetapkan dalam syariat Islam.
2-     Akibat dari pernikahan seperti itu terhadap keturunan dan kehidupan keluarga. Anak-anak, kepada siapa nasab mereka disandangkan? Bagaimana bentuknya? Apakah seorang isteri dari jin tidak boleh berbentuk?”
3-     Interaksi dengan jin dengan cara seperti ini membuat manusia tidak selamat dari gangguan. Padahal Islam sangat memperhatiakan keselamatan manusia dari gangguan.
Dengan kenyataan ini, tampaklah bahwa membolehkan hal ini akan menyeret orang ke berbagai permasalahan yang tiada ujung dan sulit mencari solusinya. Ditambah lagi dampak buruknya terhadap keyakinan dalam jiwa, akal dan kehormatan. Padahal itu semua adalah perkara yang sangat dilindungi dalam Islam. Begitu pula pernikahan antara kedua jenis tersebut tidak mendapatkan manfaat sedikit pun.
Karena itu, kami condong kepada pendapat yang melarang tindakan itu secara syariat, meskipun kemungkinan terjadi diterima. Jika terjadi hal seperti itu, atau muncul salah satu probelmnya, maka hal itu dianggap sebagai kondisi unik yang diatasi secukupnya dan tidak menjadi alasan membolehkannya.”
Al-Jin Fil Quran, hal. 206.

Menikah dengan jin


Add caption

ahmad adalah seorang kasyaf yaitu bisa melihat sesuatu di dunia gaib. Menurut Ahmad, suatu malam, gurunya didampingi beberapa muridnya, menawarinya sesuatu: “Ahmad, ini ada Jin Muslim diantara kita, namanya Syekh Maulawi. Ia berumur 400 tahun. Ia mempunyai putri namanya Fatimah, umurnya 200 tahun. Fatimah masih gadis. Syekh Maulawi tertarik padamu, pada keshalehanmu dan kekuatanmu dalam memegang teguh agama. Kami semua disini sepakat menawarkan padamu untuk menikahi Fatimah binti Maulawi. Bagaimana pendapatmu? Silahkan fikirkan dan pertimbangkan.”
Tentu Ahmad kaget luar biasa. “Menikah dengan jin?” Tidak pernah terbayang sedikitpun dalam hidupnya akan menikah dengan jin. Ini sangat mengagetkan dan baru mengalami tawaran seperti ini. Mendengar pun, pernikahan antar manusia dan jin, belum pernah. Mau menolak, ia sangat takzim pada Syekh sebagai gurunya lahir batin sejak hidupnya. Menyatakan mau juga tidak terbayang bagaimana jadinya nanti. Wajar ia sangat bimbang. Anda juga akan bingung ditawari sesuatu yang kurang berkenan oleh seseorang yang sangat Anda hormati. Ya kan?? Mau ditolak, Anda sangat hormat padanya. Syusyah ….!! Demikian pula yang terjadi pada Ahmad. Dalam kebingungannya, ia mendesah:
“Menurut Syekh bagaimana?”
“Ini hanya tawaran. Bersedia syukur, tidak pun tidak apa-apa.”
“Menurut Islam bagaimana? Saya kan manusia.” Tanya Ahmad lagi ingin tahu bagaimana dari sudut hukum agama.
“Tidak ada larangan.” Jawab gurunya pendek.
Pikiran Ahmad masih terus digayuti kebingungan. Selama berbulan-bulan sejak ia bisa berdialog dengan gurunya tersebut secara ruhani, Ahmad sudah terbiasa melihat jin. Oleh jin-jin kafir yang buruk rupa, yang wajahnya semrawut, tidak beraturan, sering sekali menggoda perjalanannya agar niatnya menemui dan berguru kepada Syekh Syarwani mundur, batal dan tidak jadi. Ini adalah ujian beratnya. Ia harus mengalahkan godaan-godaan makhlus halus itu. Awalnya, kaget luar biasa dan sangat takut ketika ia mampu melihat sosok jin-jin itu. Ada yang menertawakan perjalannya sambil bergelantungan di sebuah pohon di tengah malam, ada yang menghalangi jalan kakinya, ada yang menumpangi motor yang dikendarainya di jok belakang, ada yang menebarkan bau busuk, ada yang menyerupai wanita cantik dan telanjang bulat mengajaknya bersetubuh, ada yang menirukan suara ibunya memanggil-manggilnya ketika sedang berjalan. Semua itu terjadi antara jam 11.30 malam hingga jam 04.00 subuh ketika ia tengah berjalan menemui gurunya disebuah tempat yang disepakati.
Lama-kelamaan matanya jadi biasa dan tidak kaget melihat jin-jin penggoda itu. Mereka selalu muncul setiap malam di tengah perjalanan ketika Ahmad menemui gurunya di tempat tersebut. Mereka menggoda dan menakut-nakutinya. Oleh keyakinannya kepada Allah, bahwa mereka lebih rendah dari manusia, Ahmad tidak takut bahkan semakin berani mengusirnya dan bahkan sering menantangnya untuk tarung karena kesalnya. Kebanyakan jin-jin penggoda itu kabur, mangpret, ngacir ketakutan setelah dibacakan ayat-ayat Qur’an seperti ayat kursi dan lainnya.
Tetapi, bukan hanya jin kafir yang buruk-buruk rupa itu yang dia lihat. Sering juga jin-jin Muslim menyapanya. Mereka ini sosoknya lain. Tubuhnya ada yang wangi, bersih, tampan dan cantik, tapi ukurannya tinggi-tinggi dan besar-besar. Umurnya ratusan tahun. Ada yang sedang memegang tasbih berdzikir kepada Allah, ada yang sedang khusyu beribadah dan sebagainya. Melihat mereka, Ahmad sudah biasa. Tetapi, ditawari menikahi dengan jin yang berbeda jasad, beda dunia, beda alam, sama sekali tidak pernah terbayangkan olehnya.
Akhirnya bakti dan hormat pada gurunya mengalahkan keraguan dirinya. Bagi Ahmad, Syekh Habib Syawani di alam ruh, atas izin Allah, masih mengajarkan ilmu dan telah membukakan kasyafnya, yang membuatnya bisa melihat dan berdialog langsung dengannya. Ahmad akhirnya ikhlas dan pasrah. Singkat cerita, proses pernikahan pun dilangsungkan. Disaksikan gurunya dan ruh-ruh yang hadir, dengan suasana sangat khidmat, Ahmad dinikahkan dengan Fatimah binti Maulawi, seorang gadis jin Muslimah, berumur 200 tahun. Mas kawinnya? Cukup hanya membaca surat Al-Fatihah. Tentu saja, jin tidak butuh materi. Mertuanya bernama Syekh Maulawi adalah jin yang sangat dihormati di kalangan jin Muslim di alamnya. Resmilah mereka sebagai pasangan suami istri.
Bagaimana gambaran dan kesan Ahmad tentang Fatimah, istrinya di alam jin itu? Ia menceritakannya kepada saya. “Ia memakai kerudung dan masya Allaah … cantiknya luar biasa. Tubuhnya harum. Tingginya sekitar 4 meter. Setelah nikah, saya memangilnya ummi, dia memanggil abi. Sikapnya tawadhu luar biasa kepada suami, bahasanya santun, sifatnya halus dan kecantikannya belum pernah saya lihat di alam manusia. Saya belum pernah melihat wajah secantik itu.”
Beberapa hari dari itu, Ahmad bercerita tentang bulan madunya. Walaupun tinggi Fatimah sekitar 4 meter, tapi ketika berfungsi sebagai istri dan menemui suaminya, ia merubah ukurannya menjadi ukuran manusia biasa, normal. Suatu saat, Ahmad memulai ceritanya, ia diajak Fatimah berjalan-jalan, berkeliling ke alamnya. Alam jin tidak jauh berbeda dengan alam manusia. Ada pengajian, ada sekolah, kampus, masjid dan bangunan-bangunan lain. Sama dengan manusia, mereka memiliki peradaban. Tapi, itu peradaban jin. Bedanya, bentuknya aneh-aneh, berbeda dengan di alam manusia. Ahmad sangat sadar alias bukan mimpi. Selama berkeliling, perasaannya dipenuhi oleh hal yang aneh dan aneh, takjub dan takjub, heran dan heran atas apa yang dialaminya di alam yang berbeda. Akhirnya ia tiba di sebuah rumah, ternyata rumahnya Fatimah. Tinggi, luas, bentuknya aneh, tidak seperti rumah yang ada di alam manusia. Kamar Fatimah harum dan bersih. “Barang-barang” tertata rapih. Di atas tempat tidur, mereka ngobrol dan bercumbu. Selain sangat cantik, tubuh Fatimah tercium harum dan bercahaya. Maklum ia jin yang taat ibadah. Singkatnya, aneh juga, Ahmad merasakan kepuasan persis seperti dengan manusia, bahkan lebih. Kata Ahmad, Fatimah tidak akan pernah hamil. Persenggamaan jin dan manusia tidak akan mengasilkan kehamilan, karena perbedaan zat makhluk. Manusia makhluk fisik, sedangkan jin makhluk non fisik alias makhluk ghaib.
Sejak itu, kata Ahmad, Fatimah selalu datang dimana Ahmad memerlukannya. Ngobrol berdua dengan penuh santun dan etika sebagai istri yang shaleh, sun tangan, menunduk dan tidak pernah bersuara keras. Saling mengingatkan beribadah kepada Allah. Saling menasehati untuk sabar dalam menghadapi masalah masing-masing. Tidak ada suasana sedikit pun dari Fatimah mendominasi Ahmad dari istri aslinya yang manusia, yaitu istri pertamanya. Bahkan, dalam banyak kesempatan, Fatimah selalu mendorong Ahmad untuk harmonis dengan istrinya dan anak-anaknya, menyayangi dan memperhatikan keluarga. Kehadiran Fatimah, tidak sedikitpun menggangu keberadaan keluarga Ahmad karena tidak ada nafkah yang harus dikeluarkan, tidak ada waktu yang terambil. Nafkahnya paling do’a. Perhatiannya bukan bentuk fisik, tapi ruhani. Kemana Ahmad pergi, Fatimah bisa dipanggil dan datang, atau ia yang datang sendiri. Makanan Fatimah sebagai jin Muslim dan makhluk adalah saripati-saripati makanan. Pernikahan itu kini sudah berumur lima tahun lebih. Hingga sekarang tetap saja rukun dan damai. Ahmad merasa sangat bahagia, demikian juga Fatimah. Kepada istri pertamanya, Ahmad tidak pernah menceritakan peristiwa “poligaminya.” Ini pengalaman subyektif yang sulit diceritakan dan sulit orang akan percaya. Menceritakan pada istrinya jangan-jangan malah minta cerai karena dianggap sudah sesat. Itukan merusak. Minimal pasti akan menimbulkan gangguan hubungan keduanya. Ahmad dan Fatimah hingga saat ini, keduanya adalah murid Syekh Habib yang sampai sekarang sering hadir dalam pengajian yang berisi nasehat-nasehat gurunya tersebut, tentu pengajian secara ruhani, yang orang awam seperti kita tidak akan bisa memahaminya.

sekilas pandang kehidupan jin


Jin memang wujud. Orang Islam wajib percaya akan wujudnya makhluk jin karena ia disebut di dalam Al Quran. Firman Allah:
Maksudnya; “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Aku”. (Az-Zaariat:56)
Tuhan ada berfirman bahwa alam yang diciptaNya ada dua bentuk. Ada alam ghaib dan ada alam nyata atau alam syahadah. Alam nyata ialah alam yang mata lahir dapat nampak. Alam ghaib, mata lahir tidak dapat nampak tetapi dapat dirasakan oleh hati.
Merasakan wujudnya alam ghaib dengan hati ada dua peringkat. Pertama, terasa akan adanya alam ghaib itu. Yaitu yakin dan percaya tentang alam ghaib semata-mata berdasarkan rasa saja. Tidaklah sampai dapat melihat seperti mata lahir . Peringkat kedua ialah hati dapat melihat seperti mana mata lahir melihat. Bukan sebatas rasa saja tetapi mata bathin dapat melihat seperti mana mata lahir melihat. Yakni betul-betul nampak.
Bila dikatakan alam ghaib, ia tidak termasuk Tuhan. Tuhan juga ghaib tetapi Tuhan bukan alam. Tuhan itu tersendiri. Maha Suci Tuhan dari menyerupai alam. Alam adalah apa saja selain Tuhan. Alam adalah ciptaan Tuhan dan dinamakan makhluk. Tuhan itu Pencipta atau Khaliq. Ghaibnya Tuhan tidak sama dengan ghaibnya alam.
Alam ghaib ini ada beberapa kategori. Yang tertinggi ialah alam malaikat. Kedua alam jin dan ketiga alam ruh muqaddasah. Malaikat diceritakan dalam Quran dan Hadis. Malaikat lebih dahulu diciptakan dari jin. Ia dijadikan dari cahaya manakala jin dicipta dari api. Oleh itu malaikat lebih ringan ciptaannya dari jin karena cahaya lebih ringan dari api. Sebab itu juga bilangan malaikat lebih ramai dari jin. Nisbahnya pada setiap sepuluh malaikat satu jin. Juga disebabkan malaikat dicipta dari cahaya, perjalanannya lebih cepat dari jin.
Jin pula lebih dahulu dicipta dari manusia. Kalau jin dijadikan daripada api, manusia dijadikan daripada tanah. Sebab itu manusia berbentuk jisim yang pejal, lebih lambat pergerakannya. Sebab itu juga jin lebih ramai bilangannya daripada manusia. Nisbahnya setiap sepuluh jin satu manusia. Malaikat lebih ramai dari jin dan jin pula lebih ramai dari manusia dengan nisbah 10:1 .
Ruh muqaddasah pula sebenarnya adalah manusia. Muqaddasah itu maksudnya suci. Roh muqaddasah ialah ruh yang suci. Ruh muqaddasah atau ruh yang suci ini peranannya lebih kuat dari peranan jasad. Ruh muqaddasah ini dia mutassarif atau aktif, lebih aktif dari fisiknya.
Ruh muqaddasah ini pula, ada ruh orang yang masih hidup dan ada ruh orang yang sudah mati. Sebab itu, tidak heran orang yang kasyaf kadang-kadang dapat melihat orang yang masih hidup di suatu tempat sedangkan fisiknya yang sesungguhnya berada di tempat lain. Ada juga orang kasyaf yang melihat ruh muqaddasah orang yang sudah mati. Oleh karena umumnya ruh muqaddasah tidak dapat dilihat oleh mata kasar, maka ia dikatakan ghaib juga.
Jadi , ruh muqaddasah ini, walaupun fisik hidup atau mati, ruhnya sangat berperanan. Namun , ruh muqaddasah orang yang sudah mati lebih berperanan dari ruh muqaddasah orang yang masih hidup. Ini karena orang yang masih hidup masih terikat dengan jasad lahir. Kalaupun ruhnya dapat keluar secara halus, secara mata tidak dapat lihat, dia tetap masih terhubung dengan jasad lahirnya. Ini tidak berlaku kepada ruh orang yang sudah mati. Itu sebab ruh muqaddasah orang yang sudah mati lebih laju dan lebih aktif dari ruh muqaddasah orang yang masih hidup.. Contohnya, kalau ada dua orang wali, yang kedua-duanya sudah menjadi ruh muqaddasah, kalau seorang masih hidup dan seorang lagi sudah mati, ruh wali yang sudah mati itu akan lebih berperanan, lebih aktif dan lebih laju bekerja dari ruh wali yang masih hidup.
Berbalik kepada kisah jin, dia ada dua peringkat. Ada jin Islam dan ada jin kafir. Jin ini pula macam manusia juga. Dia ada bermacam-macam jenis, bangsa dan etnik. Tabiat bangsa dan etnik jin inipun tidak sama di antara satu dengan lain.
Seperti juga manusia yang banyak bangsa dan etnik, tabiat dan ragam asli antara etnik tidak sama. Bangsa Cina dan Melayu ada watak-wataknya yang tersendiri. Orang Putih (Barat) ada wataknya yang tersendiri pula. Bahkan etnik dalam satu rumpun bangsa pun wataknya tidak sama. Orang Banjar dan orang Jawa, wataknya berbeza. Malahan orang Melayu yang berlainan kawasan pun berbeda wataknya. Orang Melayu Johor dan Melayu Kelantan lain. Mereka ini sedikit-sedikit ada perbedaan watak. Begitu juga jin. Ada yang kasar dan ada yang lembut sedikit. Ada yang garang dan ada yang sederhana.
Jin itu watak asalnya jahat. Betapalah jenis yang kasar, dia lagi jahat. Sebab itu dikatakan, sebaik-baik jin adalah sejahat-jahat manusia. Kalau kita pilih seorang manusia yang paling jahat, kalau dia jin, dia adalah yang paling baik.
Namun demikian, jahatnya jin itu ada juga batasnya. Tidak ada jin yang sebegitu jahat sampai mengaku dirinya Tuhan seperti Firaun dan Namrud. Tidak ada pula jin yang sebegitu baik sampai mengatasi baiknya Rasulullah dan para Nabi. Para Nabi dan Rasul tidak diangkat dari kalangan jin. Umumnya jin lebih jahat dari manusia tetapi tidak ada yang ekstrem jahatnya seperti Firaun dan Namrud dan tidak ada yang ekstrem baiknya seperti Rasulullah SAW. Hanya manusia yang ada baiknya secara ekstrem dan jahat secara ekstrem.
Jin ini melihat Iblis dan bergaul bersama-samanya di alam ghaib. Jin Islam bergaul dengan jin kafir. Mereka makan bersama, bekerja bersama, berniaga bersama, ada yang menikah antara satu sama lain, sama-sama duduk dalam satu kantor, sama-sama jadi kerani (clerk) dan sebaginya. Sebab itu jin Islam lebih banyak dirusakkan oleh jin-jin kafir. Sebab mereka bergaul bersama dan mereka sama jenis. Mereka mudah terpengaruh.
Macam kita manusia juga, kalau bergaul dengan bangsa jahat seperti orang Barat dan Yahudi, habislah kita jadi Barat dan Yahudi. Semuanya dapat bertukar jadi Barat dan Yahudi. Yang tidak dapat bertukar hanyalah warna kulit dan bentuk hidung. Ini musti buat operasi pelastik.
Jin kurang berhasil dalam usaha merosakkan iman manusia berbanding iman sesama jin. Ini karena manusia dan jin berlainan jenis, dan manusia tidak dapat nampak dan tidak dapat bergaul dengan mereka. Itupun banyak manusia yang kafir, banyak yang zalim dan yang fasik. Betapalah kalau jin dan manusia sama-sama dapat bergaul.
Bila jin menjadi kafir, dia dipanggil syaitan. Syaitan itu maksudnya merasuk. Kerja jin kafir atau syaitan ialah merasuk dan menyesatkan orang. Jin Islam tidak dapat dikatakan syaitan.
Kehidupan jin betul-betul macam manusia. Ada kerajaannya, ada masyarakat, ada kantornya, ada mahkamahnya, ada nikah kahwin. Tempat tinggal jin ajaib dan aneh. Ada yang tinggal di gunung-gunung, hutan-hutan, laut, kawasan sungai dan hulu-hulu sungai. Ada juga jenis jin yang bergaul dengan manusia.
Jin yang tinggal di suatu negara, biasanya ikut bahasa manusia setempat. Kalau di Tanah Arab, jin berbahasa Arab, kalau di Tanah Melayu, jin berbahasa Melayu. Dia tidak tahu bahasa Arab. Kalau jin yang duduk di Negara Cina maka bahasanya bahasa Cinalah. Mereka pun belajar dan berguru dengan manusia.
Rupa asal jin sangat hodoh (jelek) dan buruk. Ia menakutkan. Kalau manusia terlihat jin ini hidupnya jadi huru hara dan ketakutan. Manusia tidak akan aman. Dengan rahmat Tuhan, alam jin dihijab (ditutup) dari pandangan manusia. Tetapi alam manusia tidak dihijab dari pandangan jin. Sehodoh-hodoh manusia adalah secantik-cantik jin.
Walaupun rupa asal jin itu jelek tapi dia dapat menyerupai berbagai rupa. Dia dapat merupa benda seperti kain, tas, batang kayu, binatang dan juga manusia, tetapi paling banyak dia menyerupai binatang. Ini termasuklah ular, kala jengking, lipan dan jenis-jenis binatang lain yang berbisa. Kalau dia menyerupai binatang seperti ini, rupanya lebih aneh dan lebih hebat dari yang biasa. Kalau dia dibunuh ketika dia sedang menyerupai binatang , dia akan mati.
Sebab itu Tuhan ajar kita, kalau jumpa binatang berbisa di tengah jalan atau di dalam rumah, musti berhati-hati. Jangan langsung bunuh walaupun dalam Islam hukumnya sunat. Usir dua tiga kali dahulu. Kalau dia tidak lari baru dibunuh. Takut-takut dia adalah jin yang sedang berubah bentuk. Kalau kita terus bunuh dan dia sebenarnya jin yang sedang merupa, mungkin keluarganya akan marah dan akan bertindak terhadap kita. Banyak orang yang dirasuk dan diganggu oleh jin disebabkan mereka ada buat silap dengan jin. Kalau setelah dihalau dua tiga kali tetap juga tidak pergi maka jelas itu bukan jin. Dapat kita bunuh.
Ada cerita dalam kitab, seorang soleh telah membunuh seekor ular. Maka pada malamnya, dia ditangkap dan dibawa oleh jin ke negeri jin. Di negeri jin itu berjalan hukum Islam. Hakim jin itu pun Islam. Maka orang soleh dan keluarga jin yang dibunuh oleh orang soleh tadi dibawa ke mahkamah. Bila perbicaraan bermula maka menangislah keluarga jin sambil berkata kenapa ahli keluarga mereka dibunuh. Bila hakim jin bertanya kepada orang soleh tersebut mengapa dia bunuh ular itu, dia menjawab karena dalam ajaran Islam, sunat hukumnya saya membunuh ular dan binatang-binatang yang berbisa. Saya buat atas arahan Tuhan dan saya dapat pahala. Yang salah adalah orang Tuan. Kenapa dia merupa ular. Salah dialah. Saya musti bunuh ular karena itu sunat hukumnya.
Hakim jin menghukum bahwa yang salah dalam kes (kasus) ini bukan manusia tetapi pihak jin. Dia batalkan tuduhan. Hakim arahkan polisi jin supaya mengembalikan orang soleh itu kembali ke alam manusia. Kalau dia bukan orang soleh dan tidak dapat menjawab sudah tentu dia kena hukum. Orang soleh itulah yang menulis kisah ini dalam kitab. Hujah ini hujah yang kuat.
Umur jin sangat lama berbanding umur manusia yang lebih kurang 63 tahun. Jin dapat hidup sampai 1500 tahun hingga 2000 tahun. Ada jin yang hidup di zaman Rasulullah SAW yang masih hidup pada hari ini.
Makanan jin adalah wap (uap) dari tulang dan tulang sum-sum binatang. Itu sebab dalam syariat Islam makruh kita memakan tulang dan tulang som-som. Ada lagi cerita tentang jin dalam kitab. Sesetengah orang soleh dapat menundukkan jin, mengguna dan memperalatkan mereka. Kita tahu, dalam sejarah, ada sahabat yang hilang unta di padang pasir. Di padang pasir banyak rijalul ghaib. Mereka berkata; Ya Rijalul ghaib, kembalikan untaku yang hilang. Maka unta itu dikembalikan. Ini tawassul namanya.
Pernah Rasulullah SAW berjalan-jalan dengan beberapa orang sahabat dan singgah di suatu kampung jin. Rasulullah beritahu para sahabat supaya tunggu dan jangan ikut, sebab dia mahu masuk ke kampung jin untuk mengajar . Cerita ini masyhur dalam sejarah. Para sahabat hanya melihat asap. Sebab adakalanya jin menyerupai asap karena dia berasal dari api. Tetapi Rasulullah melihat betul-betul jin itu dan mengajar mereka pula.
Ada cerita tentang Nabi Sulaiman di dalam Quran yang hendak membawa istana Balqis dari Yaman ke Palestin yang jauhnya beribu-ribu mil. Antara mukjizat Nabi Sulaiman diperintahnya jin untuk membawa istana tersebut. Jin pun bari tahu dia akan bawa istana itu kepada Nabi Sulaiman selama mana Nabi Sulaiman berubah tempat. Tidakkah itu hebat.
Namun ada lagi yang lebih hebat. Seorang wali Allah yang bernama Asif Barhaya yang turut berada dalam majlis itu berkata saya dapat pindahkan istana Balqis ke hadapan tuan dalam sekelip mata. Maka tertantang jin. Dia hendak ambil hati Nabi Sulaiman dan hendak tunjuk bahwa dia gagah. Tetapi ada manusia bertaraf wali yang menantang dia.
Rupanya di sini kalau ruh muqaddasah bekerja, jin pun dapat kalah. Rasulullah dapat tundukkan jin. Para wali juga dengan karomah mereka dapat menundukkan jin dengan kekuatan diri mereka sendiri. Tetapi kalau ada murid yang dapat nampak jin atau dapat gunakan jin, dan merasakan itu adalah karena berkat gurunya, maka dia akan selamat. Yang tidak selamat biasanya orang yang kasyaf, nampak jin dan dapat guna jin tapi tidak ada guru atau ada guru tetapi hatinya telah berubah. Dia rasa bukan berkat gurunya lagi tetapi dia rasa dirinya sudah jadi wali, sudah ada karomah sendiri. Itu yang rosak. Orang yang dapat arahkan jin dan nampak jin dengan berkat gurunya, kalau dia berhadapan dengan jin yang garang sangat atau degil sangat, maka biasanya ruh muqaddasah gurunya turut hadir atau dia jual nama gurunya.
Begitulah rahsia jin. Jin ada disebut dalam Quran dan dalam hadis. Siapa menolak kewujudan jin ertinya dia menolak Quran dan Hadis. Jin macam malaikat juga. Quran kata ada, adalah. Tetapi aneh, tentang malaikat banyak orang terima tetapi tentang jin banyak orang tolak. Yang dikatakan orang Bunian, Kuntilanak, Pelesit, Tuyul, Polong, Langsui, Hantu Raya dan berbagai-bagai lagi itu asalnya ialah jin. Oleh karena sukunya dan perangainya tidak sama maka orang bedakan dengan nama-nama yang berlainan.
Adapun orang yang berhubung dengan jin atas dasar mukjizat dan karomah, maka dia kuat. Jin pun takut dan hormat pada dia. Orang yang dapat berhubung dengan jin atas dasar berkat tuan guru, dia tidak dapat sekali-kali terputus dengan gurunya. Orang yang berusaha untuk berhubung dengan jin, itu dinamakan amalan atau ilmu khadam. Bahaya ilmu dan amalan khadam ini, dia terpaksa tunduk dengan jin. Jin akan bagi syarat buat begitu dan buat begini. Kadang-kadang arahan jin itu bertentangan dengan syariat. Ini yang rusak.

SEJARAH DAN KEHIDUPAN JIN

SEJARAH DAN KEHIDUPAN JIN


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas rahmat dan hidayah yang dilimpahkan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam kami, yang telah memberikan bimbingan sehingga dapat menghasilkan makalah yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Sejarah dan Kehidupan Jin sangat erat kaitannya dengan jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Maka dari itu, dalam makalah singkat ini dijelaskan hal-hal mengenai Sejarah dan Kehidupan Jin. Disini juga dijelaskan hubungan Islam dengan Iptek, dampak positif dan negatif Iptek, dan juga sikap antisipatif remaja muslim terhadap dampak negatif Iptek.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kami menyadari banyak kekurangan yang ada pada makalah ini, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan dalam penulisan makalah berikutnya.
Surabaya, 04 Mei 2011
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat yang akan kami jelaskan di bawah.
Pada makalah ini, kami akan mengulas lebih luas lagi mengenai jin sesuai dengan ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Makalah sederhana ini kami susun dengan harapan apa yang kami sampaikan akan membawa manfaat bagi setiap orang serta mendapat ridho dari Allah serta pahala kebaikan dari-Nya.
Amien ya rabbal ‘alamien…..
B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah yang kami susun ini adalah sebagai berikut:
Ø  Untuk mengetahui dan memahami definisi Jin.
Ø  Untuk mengetahui Asal Mula Penciptaan Jin.
Ø  Untuk mengetahui Bentuk dan Jenis Jin
Ø  Untuk mengetahui Kehidupan Jin
Ø  Untuk mengetahui Interaksi Antara Manusia dan Jin
Ø  Untuk mengetahui Penyakit yang ditimbulkan Jin
Ø  Untuk mengetahui Cara Menghindari Gangguan Jin
C.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami temukan berdasarkan judul makalah ini adalah:
1.      Apakah Definisi Jin?
2.      Bagaimana Asal Mula Penciptaan Jin?
3.      Bagaimana Bentuk Jin dan Apa saja Jenis Jin?
4.      Bagaimana Kehidupan Jin itu?
5.      Bagaimana Interaksi yang Terjadi Antara Manusia dan Jin?
6.      Apa saja Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Jin?
7.      Bagaimana Cara Menghindari Gangguan Jin?
D.    Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah Studi Pustaka, Dalam metode ini penulis membaca buku-buku atau website yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Jin
Jin secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al-Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia.
Dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menceritakan tentang Jin. Diantaranya:
1.      Surah Al-Hijr ayat 26 – 27:
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat yang kering kerontang yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan Kami telah ciptakan Jin sebelum di ciptakan manusia dari api yang sangat panas.”
2.      Surah Ar-Rahman ayat 15:
Artinya: “Dia (Allah) menciptakan Jann (Jin) dari nyala api (Pucuk api yang menyala-nyala atau Maarij)”
3.      Surah Al-’Araf ayat 12:
Artinya: “Engkau ciptakan aku (kata Iblis) dari api sedangkan ciptakan dia (Adam) dari tanah.”
4.      Dari Hadis Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Muslim ra:
“Malaikat diciptakan dari cahaya, Jaan diciptakan dari lidah api sedangkan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan kepada kamu (tanah).”
5.      Al-A’raf Ayat 72:
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”
B.     Asal Mula Penciptaan Jin
-Qs Al-Hijr : 26 – 27 :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
– Qs Al-Baqarah ayat 30 :
Yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
– Qs Ar-Rahman ayat 15 :
Yang artinya : “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
A.      Tafsir Mufradat
الْجَانَّ : sejenis jin
مَارِجٍ : kobaran mulus yang tidak bercampur dengan asap
B.       Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.
C.      Tafsir Ayat
Dan allah SWT, bahwasanya allah telah menciptakan jin dan api yang jernih, yang sebenarnya bercampur dengan sebagian yang lain. Yakni dari kobaran api yang kuning dengan kobaran api yang merah, dengan kobaran api yang kehijau-hijauan.
Jadi, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.
– “Al-Maarij”
Maarij yaitu nyala api yang sangat besar dan sangat panas atau “Al-Lahab” yaitu lidah api yang bercampur menjadi satu yaitu merah, hitam, kuning dan biru. Beberapa ulama juga mengatakan bahwa “Al-Maarij” itu adalah api yang sangat terang yang memiliki suhu yang sangat tinggi sehingga bercampur antara merah, hitam, kuning dan biru.
Beberapa pendapat mengatakan Al-Maarij itu ialah api yang bercampur warnanya dan sama artinya dengan “As-Samuun” yaitu api yang tidak berasap tetapi suhu panasnya sangat tinggi. Angin Samuun yang telah tercampur dengan Al-Maarij itulah yang dijadikan Allah untuk menciptakan Jaan/Jin.
Menurut suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud juga menyatakan bahwa angin Samuun yang dijadikan Jaan itu hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian angin Samuun yang sangat panas.
Dari api yang sangat panas inilah Allah telah menciptakan Jin, yaitu dari sel atau atom atau dari nukleas-nukleas api. Kemudian Allah masukkan roh atau nyawa padanya, maka jadilah ia hidup seperti yang diinginkan oleh Allah. Jin juga di beri izin oleh Allah Merubah diri kebentuk yang disukai dan dikehendakinya kecuali bentuk rupa Rasulullah SAW.
Jin juga diperintahkan oleh Allah menerima syariat Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Bentuk asal Jin setelah diciptakan dan ditiupkan roh itu hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya. Menurut beberapa ulama rupa, tabiat, kelakuan dan perangai Jin adalah 90 persen mirip ke manusia.
Asal kejadian manusia adalah campuran dari Massa Kathif yaitu tanah dan air, Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani, yaitu roh, akal, nafsu dan hati yang dinamakan “Latifatur-Rabbaniah” sesuai dengan manusia sebagai sebaik-baik kejadian yang diciptakan Allah dan sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini. Sedangkan kejadian Jin pula ialah campuran Massa Syafaf yaitu campuran api dan angin dan Nurani iaitu roh, akal, nafsu dan hati yang sesuai dan cocok dengan kejadian Jin.
Sedangkan mahkluk-makluk lain pula Allah jadikan dari salah satu unsur tersebut, misalnya, binatang yang dijadikan dari campuran Massa Ksayif dan Massa Syafaf saja. Batu dan tumbuh-tumbuhan pula dijadikan dari Massa Kasyif semata-mata. Sedangkan Malaikat pula dijadikan dari Nurani semata-mata.
– Cara Reproduksi Jin
Manusia membutuhkan waktu mengandung selama sembilan bulan untuk melahirkan dan anak manusia juga membutuhkan waktu yang lama untuk matang dan menjadi baligh.
Berbeda dengan Jin dimana bila di sentuhkan alat kelamin lelaki dengan alat kelamin perempuan, maka Jin perempuan akan mengandung dan melahirkan, anak Jin yang baru lahir itu terus mukallaf. Begitulah keadaannya sampai ke hari kiamat.
Iblis pula apabila disentuhkan paha kanan dengan paha kiri akan mengeluarkan 33 biji telur. Dalam setiap biji telur itu ada 33 pasang benih. Setiap pasang benih itu apabila menyentuh paha kanan dengan paha kiri akan keluar seperti yang terdahulu. Begitulah proses reproduksi Jin dan Iblis sampai pada hari kiamat.
Bunian atau biasanya disebut juga orang Ghaib ialah hasil campuran laki-laki atau perempuan Jin dengan laki-laki atau perempuan dari kalangan manusia. Anak yang dihasilkan dari percampuran itu dikenal dengan nama Bunian. Perangai dan tingkah laku serta bentuk rupa orang Bunian ini dalam beberapa hal mirip manusia dan juga mirip Jin.
Jika nenek moyang manusia adalah Nabi Adam, maka nenek moyang Jin juga ialah “Jaan” yang asalnya adalah beriman kepada Allah dan melahirkan keturunan yang beriman. Setelah itu terdapat juga keturunan Jaan yang kufur dan melahirkan keturunan yang kufur. Anak cucu Jaan yang asalnya beriman itu ada yang kuat imannya, ada pula yang kufur dan ada juga yang beriman kembali kepada Allah.
C.      Bentuk dan Jenis Jin
– Bentuk Jin
Pada dasarnya bentuk rupa Jin tidak banyak berbeda dari bentuk rupa manusia, yaitu mereka memiliki jenis kelamin, memiliki hidung mata, tangan, kaki, telinga dan sebagainya, sebagaimana yang di miliki oleh manusia. Pada dasarnya 80 hingga 90 persen Jin menyerupai manusia.
Hanya perbedaan fisik Jin adalah lebih kecil dan halus dari manusia. Bentuk tubuh mereka itu ada yang pendek, ada yang tinggi dan bermacam-macam warnanya, yaitu putih, merah, biru, hitam dan sebagainya. Jin kafir dan Jin Islam yang fasik itu memiliki rupa yang buruk dan menakutkan. Sedangkan Jin Islam yang saleh memiliki paras yang elok.
Menurut beberapa pendapat, tinggi Jin yang sebenarnya adalah sekitar tiga hasta saja. Pengetahuan mereka lebih luas dan berumur sangat panjang sampai beribu-ribu tahun umurnya. Kecepatan Jin bergerak melebihi kecepatan cahaya dalam suatu waktu. Karena Jin terdiri dari mahkluk yang seni dan tersembunyi, tidak zahir seperti manusia dan tidak sepenuhnya ghaib seperti Malaikat, maka ruang yang kecil pun bisa di duduki oleh jutaan Jin dan juga dapat merasuki dan menghuni tubuh manusia.
Jumlah Jin terlalu banyak sehingga menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa jika jumlah semua manusia dari Nabi Adam sampai hari kiamat dikalikan dengan hewan-hewan, dikalikan dengan batu-batu, dikalikan dengan pasir-pasir dan semua tumbuh-tumbuhan. Itu pun hanya sepersepuluh dari total Jin.
Sedangkan total Jin adalah sepersepuluh dari total Malaikat. Total Malaikat hanya Allah dan Rasulnya saja yang mengetahuinya.
Alam tempat berdiamnya Jin adalah di lautan, daratan, di udara dan di Alam Mithal yaitu suatu alam yang terletak diantara alam manusia dan alam malaikat. Jika kita diberikan oleh Allah kemampuan untuk melihat Jin, sudah tentu kita akan melihat jarum yang jatuh dari atas tidak akan jatuh ke bumi, tetapi jatuh dibelakang Jin, karena sangat banyaknya jumlah mereka.
Oleh sebab itu orang tua kita selalu berpesan agar anak-anaknya segera kembali ke rumah apabila tiba waktu maghrib dan pintu serta jendela rumah harus di tutup, agar tidak dimasuki oleh setan dan Iblis.
Sebagaimana sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Rasulullah:
“Bila kamu menghadapi malam atau kamu telah berada di sebagian malam maka tahanlah anak-anakmu karena sesungguhnya setan berkeliaran ketika itu dan apabila berlalu sesuatu ketika malam maka tahanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumahmu serta sebutlah nama Allah, padamkan lampu-lampu mu serta sebutlah nama Allah, ikatlah minuman mu serta sebutlah nama Allah dan tutuplah sisa makanan mu serta sebutlah nama Allah (ketika menutupnya) “
Hadist di atas berarti bahwa Jin dan setan tidur di waktu siang dan menjelang petang mereka keluar untuk mencari rezeki dan makanan, baik laki-laki maupun perempuan, baik yang dewasa atau anak-anak.
– Jenis Jin
Ä  Al-Jan
Jenis yang pertama ini adalah pengertian jin secara umum, yaitu jenis jin yang berpotensi seperti layaknya manusia. Jin ada yang laki-laki dan adapula yang perempuan, ada jin yang muslim dan adapula yang non muslim, jin juga membutuhkan makan, minum, tidur, bersenggama dan sebagainya. Walhasil jin pada kategori JAN tidak banyak berbeda dengan manusia pada kategori al-insan.
Ä  Al-A’mir
Biasanya disuatu tempat, dikamar mandi, dirumah atau dimanapun ada suara atau bunyian yang menirukan perbuatan manusia. Seperti halnya ada suara orang wudhu atau orang mandi, padahal dikamar mandi tersebut tidak ada siapa-siapa. Hal ini boleh jadi adalah perbuatan jin pada kategori AL-A’MIR. Maka biasanya orang menyebutnya sebagai setan tek-tek. Karena memang jenis jin ini suka menirukan perbuatan atau kebiasaan manusia, dengan maksud menakut-nakuti.
Al-A’mir juga terkadang mengikuti orang yang sedang membaca, bernyanyi dan sebagainya atau mengikuti orang yang sedang shalat dibelakangnya. Meskipun demikian kita tidak usah takut, karena bisa saja dia tidak jahat, hanya karena ingin menjadi mak’mum atau ingin belajar membaca atau menyanyi.
Ä  AL-Ifrit
Ifrit adalah jenis jin yang berpotensi sebagai pembantu ataupun khodam bagi manusia. Dalam hal ini ada ifrit yang muslim dan baik, yang tentunya bisa menjadi khodam pada manusia yang muslim dan baik pula. Adapula ifrit yang berprilaku jahat dan kafir yang dimanfaatkan oleh para tukang sihir dan dukun, seperti ifrit-ifrit yang bekerjasama dengan pesihir terkemuka luar negeri seperti “David Caverfil”.
Ä  Al-Arwah
Jenis jin yang keempat inilah yang sering dan biasa menggoda manusia, terkadang al-arwah menjelma dirinya sebagai orang tua kita yang telah meninggal atau sebagai dedemit dan sebagainya. Sehingga dapat mengelabuhi sebagian masyarakat kita dan menakut-nakuti mereka yang mempercayainya. Sebenarnya jenis jin al-arwah ini termasuk golongan jin yang sangat kuat dan sangat nakal. Disebutkan paling kuat karena mereka dapat menjelma dirinya menjadi apa saja dengan mengerahkan kekuatan ilmu yang dimilikinya dan disebut nakal karena sering menggoda dan menakut-nakuti manusia. Jika diibaratkan manusia, maka jenis jin dari golongan Al-arwah semacam preman yang suka usil terhadap masyarakat setempat dan terutama kepada perempuan sendirian dijalanan.
Ä  As-Syaiton
Berbeda dengan al-arwah, as-syaiton adalah jenis jin yang selalu menggoda manusia dari segi keimanan, kerohanian dan kejiwaan. As-syaiton sangat berbahaya dibandingkan  jenis jin lainya, karena as-syaiton merasuk kedalam hati manusia untuk membisikan kekafiran, keingkaran dan kejahatan. Dalam surat an-naas dijelaskan bahwa bukan hanya jin jahat dan ingkar yang termasuk dalam golongan as-syaiton, manusia yang yang berprilaku dzalim dan lalai termasuk dalam kategori ini. Mengenai hal ini ada sebagaian ulama yang berpendapat bahwa setan adalah sebuah sifat jahat dari manusia dan jin. Jadi kesimpulanya adalah setan bukan berupa wujud atau benda, melainkan sebuah sifat atau perbuatan.
– Kelompok Jin
Jin juga seperti manusia yang ingin melanjutkan keturunan dan hidup berkelompok-kelompok. Suku dan kelompok Jin sangat banyak dan berbicara dalam berbagai dialek dan bahasa. Ada beberapa ulama membagi Jin ke beberapa kelompok, diantara adalah kelompok yang menunggu kubur, kelompok yang menunggu gua, kelompok yang menunggu mayat manusia, kelompok yang menunggu hutan, kelompok yang menunggu bukit tinggi, kelompok yang menunggu air mata air, grup yang menunggu danau, kolam, teluk, kuala, pulau dan sebagainya.
– Jin, Ifrit, Setan dan Iblis
Jin, Ifrit, setan dan Iblis adalah merupakan bagian dari golongan Jin, hanya saja tugas dan fungsi mereka yang berbeda. Jin sebagaimana yang telah dijelaskan di atas adalah sejenis mahkluk Allah yang tersembunyi dan tidak terlihat oleh manusia. Pengetahuan mereka lebih luas dan sangat panjang usianya.
Sedangkan Ifrit adalah golongan Jin yang sangat kuat dan pandai menipu serta sangat busuk hati terhadap manusia. Golongan ini sangat sombong dan durhaka kepada Allah.
Iblis dan setan juga terdiri dari golongan Jin dan mereka adalah kaum Jin yang sangat sombong lagi durhaka, pengacau dan menjadi musuh utama manusia dan mendapat kutukan Allah hingga hari kiamat.
Sebagaimana Firman Allah:
“Iblis menjawab: Sebab engkau telah menghukum saya dengan tersesat, saya akan mencegah halangi mereka dari jalan Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangani mereka dari depan dan dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Engkau tak akan menemukan kebanyakan dari mereka bersyukur (taat).”
Beberapa ulama berpendapat bahwa Azazil itu bukanlah nenek moyang Jin, sebenarnya ia adalah Jin yang paling abid dan alim di kalangan Jin yang diangkat menjadi ketua ahli-ahli ibadah kepada Jin dan Malaikat. Dia menjadi angkuh dan diri di atas keilmuan, ketakwaan dan banyak beribadat serta asal usul kejadiannya dibandingkan dengan manusia (Adam). Maka dengan sifatnya yang sombong itu Allah telah melaknatnya menjadi kafir dengan nama Iblis.
Mulai dari saat itulah Iblis melancarkan gerakan permusuhan dengan manusia sampai hari kiamat.
Allah telah menjelaskan bahwa ada tiga jenis permusuhan dilakukan oleh Jin ke atas manusia yaitu:
1.    Dalam Kejahatan (As-Suu’): yaitu gemar membuat dosa-dosa dan maksiat hati dan segala anggota tubuh.
2.    Kekejian (Al-Fahsyaa ‘): yaitu kejahatan yang lebih buruk dan jahat. Kekejian ini adalah bagian dari hal yang membawa kepada kedurhakaan dan maksiat kepada Allah.
3.    Dalam kebohongan dan menipu Allah dalam perbuatan, kata dan nawaitu.
– Khadam
Khadam adalah pembantu atau suruhan yang akan membantu tuannya apabila di minta. Khadam terbagi atas dua golongan, yaitu:
1.    Khadam Asal.
Khadam asal adalah terdiri dari rohani Malaikat dan Jin Islam peringkat tinggi yang nama mereka adalah nama malaikat. Ia tidak meminta syarat apapun kepada tuannya. Khadam jenis ini diharuskan oleh syarak.
2.    Khadam Bersyarat.
Khadam jenis ini adalah terdiri dari Jin alam rendah terdiri dari Jin Islam atau Jin kafir. Golongan ini datang ke tuannya dengan perjanjian dan beberapa syarat khusus dan umum, baik yang bertepatan dengan hukum syariah atau yang diharamkan oleh syarak. Khadam jenis ini diharamkan oleh Islam.
Khadam bersyarat ini akan datang menolong melalui salah satu cara berikut:
A.      Dampingan Luar.
Khadam ini akan mendampingi dan menolong tuannya melalui eksternal saja, yaitu hanya dalam perbuatan, ucapan atau qasad hati.
B.      Dampingan Internal.
Khadam jenis ini juga dikenal sebagai Tanasakhul aruah atau penjelmaan khadam atau Jin dalam diri seseorang (menurun) dengan menamakan diri mereka, saat menurun dengan nama-nama tertentu seperti Nabi Khidhir, Panglima Hitam, Wali Songo dan sebagainya.
Jin yang meresap dalam cara ini memungkinkan orang yang diresapi itu menunjukkan keajaiban dan hal-hal yang luar biasa seperti berbicara dalam bahasa Jawa, Arab, Inggris dan sebagainya, padahal sebelumnya orang tersebut tidak mengetahui sedikit pun bahasa-bahasa tersebut.
D.      Kehidupan Jin
– Pemerintah-Pemerintah Jin
Jin juga memiliki pemimpin dan kerajaannya yang tersendiri. Raja Jin alam bawah yang kafir adalah seperti Mazhab, Marrah, Ahmar, Burkhan, Syamhurash, Zubai’ah dan Maimon. Empat raja Jin Ifrit (Jin yang paling jahat) yang memiliki pemerintah besar yang menjadi menteri pada Nabi Allah Sulaiman as adalah Thamrith, Munaliq, Hadlabaajin dan Shughal.
Sedangkan Raja Jin Alam atas yang Islam adalah Rukiyaail, Jibriyaail, Samsamaail, Mikiyaail, Sarifiyaail, ‘Ainyaail dan Kasfiyaail. Raja Jin yang menguasai Teman Jin tersebut bernama THOTHAMGHI YAM YA LI. Sedangkan Malaikat yang mengontrol seluruh Jin-Jin di atas bernama Maithotorun yang bergelar QUTBUL Jalalah.
Anak-anak Iblis juga memiliki pemerintah yang besar antaranya:
1.    Thubar Merasuk manusia yang di timpa musibah dan bala
2.    Daasim Merasuk manusia untuk menceraikan ikatan silatulrahim, rumah tangga, keluarga, sahabat handai, jemaah dan sebagainya.
3.    Al-’Awar Merasuk manusia untuk meruntuhkan akhlak, berzina, minum arak, berjudi dan sebagainya.
4.    Zalanbuur Merasuk manusia dengan api permusuhan dan pembunuhan.
– Agama Suku-suku Jin
Jin Juga seperti manusia, yaitu ada yang baik, ada yang jahat, ada yang saleh, ada yang tidak saleh, ada yang alim lagi mukmim, ada ada yang kufur, ada yang murtad, fasik dan zalim, ada yang masuk surga dan ada yang disiksa oleh Allah ke neraka di akhirat.
Mayoritas suku-suku Jin terdiri dari golongan Jin kafir. Golongan Jin kafir ini kebanyakanya beragama Yahudi, Kristen, Komunis dan sangat sedikit dari mereka yang beragama Buddha dan Majusi. Ada juga golongan Jin yang tidak beragama. Golongan Jin yang memeluk Islam hanyalah sedikit dan terdiri dari kaum minoritas jika di bandingkan dengan keseluruhan jumlah Jin.
Seperti juga manusia biasa, Jin juga mempunyai tingkat-tingkat iman, ilmu dan praktik tertentu yang berdasarkan iman dan amal mereka kepada Allah. Walaupun Jin Islam yang paling tinggi imannya dan paling saleh amalannya serta paling luas serta banyak ilmunya, tetapi masih ada pada diri mereka sifat-sifat madzmumah seperti menyombongkan diri, riak dan sebagainya, tetapi mereka mudah menerima teguran dan pengajaran.
Mungkin inilah yang sering dikatakan bahwa “sebaik-baik Jin itu adalah sejahat-jahat manusia yang fasik.” Tetapi perbedaannya manusia yang paling jahat susah menerima pengajaran dan teguran yang baik.
Golongan Jin Islam yang umum dan Jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai cara, karena pada pandangan mereka manusia-manusia yang umum itu bukanlah manusia sebenarnya, sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas tidak dapat di rasuk oleh Jin, bahkan Jin pula akan datang kepada mereka untuk bersahabat.
E.      Interaksi Antara Manusia dan Jin
– Melihat Jin
Pada prinsipnya Jin tidak dapat di lihat, di sentuh dan di dengar oleh manusia dalam bentuk yang asal sebagaimana saat diciptakan, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu, Jin dapat di lihat dalam bentuk rupa yang diingininya.
Jin juga bisa di lihat oleh manusia dalam keadaan dibuka mata batinnya atau ketika meminum air yang sudah dido’akan atau kemauan Jin itu sendiri untuk memperlihatkan dirinya kepada manusia.
Di dunia semua Jin dapat melihat manusia sedangkan manusia yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat Jin selain para Nabi dan Rasul. Sedangkan di akhirat semua manusia mukmin yang ahli surga dapat melihat Jin sedangkan Jin yang Khawas dan Khawasil-Khawas saja yang dapat melihat manusia.
Adapun kelebihan Jin yang telah diberikan oleh Allah adalah kemampuannya untuk mengubah dirinya dalam berbagai bentuk. Misalnya dalam perang Badar, Iblis telah menampakkan dirinya dalam bentuk seorang lelaki dari Bani Mudlij dan setan juga dalam rupa Suraqah bin Malik yang datang membantu tentara musrikin memerangi tentara Islam. (Iblis dan setan adalah juga merupakan bagian dari golongan Jin).
Dalam Sahih Bukhari juga ada meriwayatkan bahwa adanya Jin yang menampakkan dirinya dalam bentuk ular dan membunuh seorang pemuda yang mencoba membunuh ular tersebut. Selain itu Jin juga bisa menampakkan dirinya dalam bentuk rupa hewan lain seperti bentuk rupa kucing, anjing dan sebagainya.
– Bersahabat dengan Jin
Banyak di kalangan orang-orang Indonesia yang bersahabat dan menjadikan Jin sebagai pembantu dan Khadam mereka untuk membantu mereka melaksanakan tugas-tugas tertentu. Misalnya seperti dukun, pesulap, pengobatan alternatif dan sebagainya.
Namun tidak semua kaum di atas yang menggunakan Jin dalam kerja harian mereka. Ada juga golongan tersebut yang benar-benar memiliki keterampilan alami tanpa pertolongan dari Jin.
Singkatnya kita sebagai seorang Islam yang bersahabat dengan para Jin Islam maupun Jin kafir akan lebih banyak mendapatkan keburukannya dibanding kebaikan yang akan kita peroleh. Jin akan selalu merasuk dan mendorong manusia supaya melakukan kejahatan dan maksiat tanpa kita sadari.
– Masuknya Jin Kedalam Tubuh Manusia
Jin bisa merasuk dan masuk ke dalam diri manusia dengan berbagai cara dan manusia yang mengunakan layanan Jin untuk melakukan pengkhianatan kepada manusia lain pun melalui berbagai cara.
Sebagaimana sebuah hadis Rasulullah saw yang telah diriwayatkan oleh Sayidah Syafiyyah binti Huyay, bahwa Rasulullah pernah bersabda yang maksudnya:
“Sesungguhnya setan (Jin) itu berjalan dalam tubuh anak Adam sebagaimana darah yang mengalir dalam tubuhnya”.
Dari hadis di atas jelaslah bahwa Jin dapat masuk kedalam tubuh manusia dan berjalan melalui urat nadi dan darah manusia. Jin dapat berjalan dalam tubuh manusia seperti arus listrik yang mengalir dalam kabel. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menyebabkan perkelahian antar sesama manusia, manusia hilang ingatan, hilang kesadaran dan lain-lain lagi.
Jin bisa merasuki tubuh manusia baik diminta sendiri oleh manusia atau tanpa di sadari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan merasuki manusia melalui salah satu cara berikut.
Diantaranya
Melalui Khadam atau manusia itu sendiri yang menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
1.    Melalui “saka Baka”.
2.    Melalui Mantra-mantra yang di lakukan oleh manusia lain.
3.    Karena manusia itu sendiri lupa terhadap Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, berarti mendekatkan diri untuk diperdaya oleh jin dan syaithan.
4.    Melakukan kejahatan terhadap Jin, seperti menjatuhkan benda berat ditempat yang ada Jinnya,tanpa menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak Jin.
5.    Karena ada Jin laki-laki yang jatuh cinta kepada perempuan yang suka bersolek atau perempuan yang suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai kerudung serta suka menunjukkan auratnya.
6.    Membaca jampi-jampi, doa atau ayat-ayat tertentu yang dapat mendatangkan Jin.
Apabila Jin telah merasuki raga manusia, walaupun dengan cara apapun Jin tersebut akan mendiami salahsatu dari tempat berikut di anggota tubuh manusia. (mekipun sebenarnya mereka bebas bergerak kemanapun dalam raga manusia) Diantara tempat-tempat tersebut adalah:
1.    Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Oleh sebabitu jika seseorang telah dirasuki Jin didalam badan mereka, mereka tidak akan berani berhadapan mata dengan orang lain.
2.    Berada di telinga kanan dan kiri, oleh karena itu manusia yang telah dirasuki Jin tidak suka mendengar nasehat dan teguran yang baik dan sangat suka mendengar hal-hal maksiat seperti musik yang melalaikan dan sebagainya.
3.    Berada di mulut manusia, oleh sebab itu manusia yang telah dirasuki Jin sangat suka berbicara hal-hal yang tidak berguna dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, mencela, menghina manusia lainnya dan sebagainya.
4.    Berada di hidung manusia, sehingga menyebabkan manusia suka menghirup hal-hal yang tidak tidak dan dapat merusak diri manusia sendiri.
5.    Berada dipusar, sehingga menyebabkan orang tersebut selalu mengalami sakit perut dan berbagai penyakit yang tidak dapat dideteksi oleh dokter.
6.    Berada di kemaluan manusia, sehingga menyebabkan manusia suka melakukan hal-hal maksiat seperti berzina dan sebagainya.
Manusia yang selamat dari ganguaan Jin, Iblis dan setan adalah manusia yang selalu berada dalam Tauhid dan jalan Allah, melalui lidah, anggota badan dan hati, mereka juga berakhlak seperti akhlak Rasulullah serta rajin beramal dan menjalankan syariat Islam.
Jalan terdekat untuk berada dalam tauhid Allah adalah dengan kita mengambil contoh perbuatan dan akhlak orang-orang yang berada dalam tauhid Allah, seperti Nabi Muhammad, sahabat-sahabat beliau, para ulama dan sebagainya.
Dengan mengikuti segala ajaran yang telah di ajarkan oleh rasulullah, melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi larangannya kita akan aman dari gangguan para Jin, Iblis, setan atau sejenisnya.
seperti kata para Ulama:
“Kun Ma’Allah fain lam Takun ma’Allah, fakun ma’a man ma’Allah fainnahu yusiluka illallaah”
Maksudnya adalah:
“Hendaklah jadikan diri kamu bersama Allah, maka jika kamu tidak dapat menjadikan diri kamu bersama Allah hendaklah kamu jadikan diri kamu bersama dengan mereka yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah”
F.       Penyakit yang Ditimbulkan Jin
1.      Penyakit akibat dari keturunan.
Terkadang ada beberapa orang yang mempunyai suatu penyakit yang di akibatkan dari keturunan atau lebih tepat lagi penyakit yang diakibatkan oleh saka-baka. Penyakit ini disebabkan oleh keturunan mereka, apakah kakek, nenek, moyang atau ada silsilah keturunan mereka yang membela atau bersahabat dengan Jin, pada jaman dahulu, dan apabila mereka meninggal maka mereka akan mewarisi Jin peliharaan tersebut atau keturunannya tidak mengetahui jikalau kakek nenek mereka dahulu ada yang bersahabat atau memelihara Jin, lalu mereka meninggal sebelum sempat membuang Jin peliharaan tersebut.
Kebanyakan dari kita tidak peduli bahkan tidak tahu asal usul keturunan mereka atau peran nenek moyang kita di zaman dahulu, di dalam masyarakat mereka pada ketika itu. Ada beberapa dari orang-orang tua kita di zaman dahulu yang membela dan bersahabat dengan Jin.
Mereka bersahabat dengan Jin dengan berbagai tujuan. Selain itu mereka juga membela Jin untuk menjaga dan mengawasi harta benda mereka dari pencurian, karena pada waktu itu masih belum ada polisi dan sebagainya, dan ada juga yang menggunakan Jin untuk membuka kampung, dusun, kebun dan sebagainya, jadi Jin inilah yang akan bekerja menebas dan sebagainya untuk tuannya itu. Karena pada saat itu masih belum ada mesin modern dan peralatan yang.
Untuk mendapatkan bantuan dan bersahabat dengan Jin, mereka akan membuat berbagai perjanjian dan “jamu” an serta upacara pemujaan Jin. Setelah perkembangan teknologi dan terciptanya alat-alat modern dan ditambahkannya dengan kesadaran agama yang semakin mendalam di kalangan orang-orang sekarang, maka dengan itu bantuan Jin-Jin tersebut tidak lagi diperlukan.
Oleh karena itu anak-cucu dan keturunan orang yang membela dan bersahabat dengan Jin tersebut tidak lagi melakukan upacara-upacara men “jamu” Jin sebagaimana yang dilakukan nenek moyang mereka dahulu, bahkan mereka juga telah lupa atau tidak tahu bagaimana untuk melakukannya. Maka dari itu Jin-Jin tersebut akan selalu mengawasi dan menunggu kesempatan untuk menggangu keturunan tuannya, demi agar mereka di puja dan di “jamu” sebagaimana pada jaman nenek moyang keturunannya.
Jin tersebut akan mencari dan menggangu keturunan tuannya selama-lamanya, selagi keturunan tersebut tidak membuang Jin belaan tersebut. Dalam keadaan biasa Jin tersebut tidak menggangu keturunan tuannya, tetapi jika ada salah seorang dari anggota keluarga keturunannya itu, di ganggu atau dianiayai oleh orang lain dengan menggunakan Jin, maka Jin keturunan tersebut akan datang membantu.
Tetapi Jin keturunan tidak dapat melakukan apa-apa karena cucu cicit tuannya tidak tahu untuk mengadakan upacara untuk membela dan memanggil Jin tersebut, tambahan lagi mereka juga tidak mengetahui adanya Jin belaan nenek moyang mereka yang selalu mengawasi dan mengikuti perkembangan keluarga mereka. Pada ketika itu Jin keturunan tersebut pula yang akan bersama-sama dengan Jin yang di kirim untuk menaniayai anggota keluarga tersebut. Jin yang di kirim dan Jin keturunan sama-sama akan menggangu keluarga tersebut, bahkan gangguan Jin keturunan tersebut lebih kuat dari Jin yang dikirim oleh orang yang khianat itu.
Jika orang yang mengalami gangguan tadi berobat, maka penyakit yang di akibatkan oleh Jin yang di kirim oleh orang yang mengkhianati keluarga tersebut akan lari dan penyakit yang diakibatkanya juga akan sembuh, tetapi penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan tersebut tidak akan sembuh, meskipun diobati,akan tetapi jika Jin keturunan tersebut dibuang dari keturunan keluarga tersebut maka penyakitnya akan hilang.
Kebanyakan penyakit yang diakibatkan oleh Jin keturunan ini sangat parah dan tidak bisa di obati oleh dokter dan rumah sakit, karena jika dipemeriksaan di rumah sakit, dokter akan mengatakan bahwa pasien tersebut normal dan tidak mengalami penyakit apapun. Sedangkan pasien tersebut menderita penyakit yang sulit digambarkan oleh siapapun, kecuali orang yang pernah mengalaminya sendiri.
Tanda-tanda adanya penyakit keturunan.
Adapun tanda-tanda orang yang memiliki keturunan dari pembela atau orang yang bersahabat dengan Jin. Diantaranya:
a. Mudah terasuki jin
b. Cemburu
c. Iri hati
d. Buruk Sangka
e. Selalu memimpikan orang minta diadakan jamuan atau makan Klasifikasi Keturunan.
f. Panas baran
g. Was-was dalam melakukan pekerjaan
h. Suka berkelahi / berbuat onar
i. Ada halangan dan pembatasan dalam pekerjaan
2. Gila.
Gila yang diakibatkan oleh masuknya Jin ini terdapat berbagai jenis. Diantara yang sering terjadi adalah:
i. Gila Babi atau gila yang seumpamanya.
Penyakit gila babi sering di kaitkan dengan babi sebab, bila didatangani penyakit tersebut, pasien itu suka menyondol nyondol seperti Babi dan jika dibiarkan mereka akan masuk kedalam air dan besar kemungkinan akan mati lemas. Penyakit gila seperti ini biasanya ada kaitan dengan keturunan atau saka baka yang berpuncak dari kerasukan Jin.
Biasanya benih manusia jenis ini sudah bercampur dengan benih Jin keturunannya saat jatuh benih ketika si ibu dan bapa melakukan persetubuhan. Meskipun mereka telah membaca doa seperti yang dianjurkan oleh Nabi saw, namun oleh karena Jin tersebut telah ada dalam diri orang tersebut dalam saka baka dan keturunan tadi, maka Jin atau saka baka tadi tidak mudah meninggalkan mereka, melainkan saka-baka atau Jin tersebut telah di buang dari keluarga tersebut. Maka dari hasil itulah terdapat ramai dari kalangan orang-orang yang mendapat anak yang cacat luar biasa, gila dan sebagainya.
ii. Gila Mereyam.
Gila mereyam sering terjadi pada wanita yang baru lepas bersalin. Orang sering mengaitkan gila mereyam disebabkan oleh batu meriyam yang tidak masuk kembali pada tempat asalnya. Seperti Sinseh Cina mil meriyam itu di kenali sebagai Black Stone atau batu Hitam yang menurut mereka, bila batu itu naik ke kepala akan menyebabkan seseorang perempuan menjadi gila.
Gila yang disebabkan oleh batu meriyam ini paling ringan adalah perempuan tersebut akan suka berbedak atau bersolek, meskipun baru melahirkan anak dan berkelakuan luar biasa. Antara yang paling parah adalah mereka sanggup memukul orang atau lari dari rumah dan berkeliaran di atas jalan-jalan atau mengembara di berbagai tempat. (Gila ini biasanya tidak berhubungan dengan Jin)
iii. Gila Isim
Gila Isim adalah disebabkan orang tersebut beramal dengan ayat-ayat yang di terima tanpa melalui guru. Penyebab gila ini adalah panas yang disebabkan oleh khadam penjaga ayat tersebut dari gulungan Jin yang menggangunya.
Gila jenis ini sering terjadi kepada mereka yang menuntut sesuatu ilmu atau beramal dengan sesuatu ilmu tanpa silsilah yang sahih, yaitu tanpa melalui guru, melakukan sesuatu yang bukan tuntunan Rasulullah saw.
iv. Gila Kena Rasuk / Gila akibat Sihir.
Kedua jenis gila di atas disebabkan Jin yang di suruh oleh tuannya atau Jin yang tidak bertuan. biasanya mereka yang terkena jenis ini aggresif dan suka melawan manusia jika di ganggu atau mencoba untuk mengobati.
G.      Cara Menghindari Gangguan Jin
1.      Mohon Perlindungan kepada Allah
Allah berfirman, “Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf:200).
Selain itu, Adi Bin Tsabit meriwayatkan dari Sulaiman bin Shard, katanya, “Sungguh aku tahu ada kalimat sekiranya seseorang mengucapkannya, niscaya sirna sesuatu yang menggelisahkannya. Jika seseorang mengucapkan Ta’awudz.
2.      Membaca Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas
Kedua surat tersebut memang memiliki pengaruh yang dahsyat terhadap kejahatan dan gangguan setan. Diriwayatkan bahwa Rasulullah selalu membacanya setiap malam saat akan tidur.
3.      Membaca Ayat Kursi
Mungkin anda ingat pada kisah yang diriwayatkan oleh Abu Hanifah saat beliau menjaga tugas tempat penyimpanan zakat Ramadhan. Ada pencuri yang mencuri ke gudang tersebut tiga malam beturut-turut. Pada malam pertama dan kedua, karena kasihan Abu Hurairah melepaskannya. Tapi pada malam ketiga Abu Hurairah bersikeras tak akan melepaskannya walaupun si pencuri memohon-mohon. Abu Hurairah berniat menghadapkan si pencuri pada Rasulullah. Tapi akhirnya Abu Hurairah melepaskannya juga karena si pencuri mengajari Abu Hurairah ayat Kursi. Belakangan diketahui bahwa si pencuri adalah setan yang menyamar.
Khasiat Ayat Kursi memang luar biasa. Disebutkan, bila ayat Kursi dibaca saat akan tidur, maka orang tersebut akan senantiasa dijaga oleh penjaga dari Allah dan tak akan didekati setan sampai pagi.
4.      Membaca Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya rumah yang didalamnya surat Al-Baqarah dibaca tidak dimasuki setan.”
5.      Membaca Akhir Surat Al-Baqarah
Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis satu kitab 2000 tahun sebelum menciptakan mahluk. Dia menurunkan darinya dua ayat yang dijadikan-Nya sebagai penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah keduanya dibaca dalam suatu rumah tiga malam (berturut-turut) lantas setan menetap disana.”
6.      Membaca Tiga Ayat Pertama Surat Al-Mukmin dan Ayat Kursi
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca tiga ayat pertama surat Al-Mukmin dan ayat Kursi di pagi hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai sore. Dan barangsiapa membacanya disore hari, niscaya dia dijaga dengannya sampai pagi.”
7.      Membaca bacaan berikut:
LAAILAAHAILLALLAAHU WAHDAHULAA SYARIIKALAH. LAHULMULKU WA LAHULHAMDU WAHUWA ‘ALAKULLI SYAIINKODIIR.
Bacaan tersebut dibaca 100 kali sehari, maka faedahnya adalah memerdekakan 10 budak, ditulis bagi pembacanya 100 kebaikan, dihapus darinya sepuluh keburukan, dan dia mendapatkan penjagaan dari setan sehari itu sampai sore.
8.      Wudhu dan Shalat
Kedua hal tersebut merupakan perkara terbesar untuk membentengi diri dari setan, terutama saat diliputi amarah dan syahwat. Maka bila seseorang sedang bergejolak kemarahannya, berwudhulah dan shalatlah, maka kemarahan tersebut akan mereda.
9.      Tidak Berlebihan dalam Pandangan, Bicara, Makan, dan Bergaul.
Seringkali setan dapat menguasai seorang manusia dari keempat pintu tersebut.
Pandangan merupakan pangkal fitnah, berlebihan dalam memandang dapat menimbulkan angan2, sibuk dengannya dan memikirkan cara untuk mendapatkannya.
Sedangkan, berlebihan dalam berbicara juga membuka semua pintu kejahatan bagi setan.Pada sebuah Hadits diceritakan bahwa manusia bisa diseret ke dalam neraka hanya karena buah ucapan mereka sendiri.
Berlebihan makan mendorong berbagai kejahatan. Perut kenyang memberikan kekuatan pada tubuh untuk berbuat maksiat dan memberatkan untuk berbuat baik. Banyak sudah kemaksiatan yang disebabkan perut terlalu kenyang, dan banyak pula ketaatan yang tidak bisa dikerjakan karena rasa malas yang ditimbulkan perut yang kenyang.
Terakhir, berlebihan dalam bergaul dapat menghilangkan nikmat adan menebarkan permusuhan, rasa dengki, iri, dan berbagai penyakit hati lainnya.
10.  Memperbanyak Dzikir pada Allah SWT
Nabi telah menyampaikan lewat Hadits bahwwa seorang hamba hanya bisa menjaga hatinya dari godaan setan dengan berdzikir pada Allah. Jika seorang hamba mengingat Allah, maka setan akan menjauh dan begitu pula sebaliknya.
BAB IV
PENUTUP

Demikian makalah tentang Sejarah dan Kehidupan Jin yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kesimpulan
Bahwasannya Agama Islam itu sudah menjelaskan bahwa Jin itu ada dan keberadaannya ada ditengah-tengah kita, banyaknya interaksi antara manusia dan jin untuk hal-hal yang negatif saat ini sudah meresahkan mengingat banyaknya beban yang ada.
Saran-saran
Dengan lebih meningkatkan ibadah kita, kita akan terhindarkan dari bahaya akan tipu daya dan gangguan Jin, dan semoga dengan adanya makalah ini kita dapat menambah wawasan kita terhadap Jin.
DAFTAR PUSTAKA