Hari
itu beliau ke kota Thaif, sebuah daerah sekitar Mekkah, dalam rangka
berdakwah dan menyampaikan permintaan kepada suku Tsaqif untuk
melindungi dakwah Islam. Tetapi, yang dilakukan suku Tsaqif justru
kebalikannya. Mereka mengolok-olok Rasulullah, mengejar bahkan melempari
beliau dengan batu ! Hingga tubuh beliau berdarah dan darah beliau
mengalir di kakinya...
Rasulullah saw berlari menuju kebun milik Utbah bin Rabi’ah, seorang tokoh Quraisy untuk berlindung (menurut tradisi Arab, orang yang memasuki pekarangan orang lain maka ia mendapat perlindungan disana).
Sambil mengusap keringat dan menyeka darahnya, Rasulullh saw dengan khusyu berdo’a, ”Ya Allah, hanya kepada-Mu lah aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku dan hinanya pandangan orang kepadaku. Wahai Dzat yang Paling Penyantun, Engkaulah Tuhanku dan Tuhan orang-orang yang tertindas. Kepada siapa Engkau akan serahkan aku? Kepada orang asing yang memperlakukanku dengan jahat, ataukah kepada saudara jauh yang mengusir aku? Asalkan hal itu tidak membuat-Mu murka kepadaku, aku tidak akan peduli...”
Maka datanglah malaikat Jibril seraya berkata, ”Ya Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan ini Malaikat yang mengurus gunung diperintahkan Allah untuk mematuhi seluruh perintahmu. Dia tidak akan melakukan apa pun, kecuali atas perintahmu.”
Malaikat yang mengurus gunung itu berkata, ”Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk berkhidmat kepadamu. Jika engkau mau, biarlah aku jatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, biarlah aku lempar mereka dengan kerikil.
Dan jika engkau mau, aku akan g uncangkan bumi di bawah kaki mereka!”
Apa kira-kira jawaban Rasulullah saw? Apa jawab beliau? Jawab Rasulullah, ”Hai malaikat gunung, aku datang kepada mereka karena aku berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang-orang yang mengucapkan ”La ilaha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.”
Subhanallah, inilah Rasulullah.. siapa yang mampu mendekati kebaikan Nabi kita?. Hati siapa yang tak tersentuh dengan besarnya cintanya? Benarlah pujian Allah kepadanya..
”Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (QS. at-Taubah: 128).
Rasulullah saw berlari menuju kebun milik Utbah bin Rabi’ah, seorang tokoh Quraisy untuk berlindung (menurut tradisi Arab, orang yang memasuki pekarangan orang lain maka ia mendapat perlindungan disana).
Sambil mengusap keringat dan menyeka darahnya, Rasulullh saw dengan khusyu berdo’a, ”Ya Allah, hanya kepada-Mu lah aku mengadukan lemahnya kekuatanku, sedikitnya upayaku dan hinanya pandangan orang kepadaku. Wahai Dzat yang Paling Penyantun, Engkaulah Tuhanku dan Tuhan orang-orang yang tertindas. Kepada siapa Engkau akan serahkan aku? Kepada orang asing yang memperlakukanku dengan jahat, ataukah kepada saudara jauh yang mengusir aku? Asalkan hal itu tidak membuat-Mu murka kepadaku, aku tidak akan peduli...”
Maka datanglah malaikat Jibril seraya berkata, ”Ya Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu. Dan ini Malaikat yang mengurus gunung diperintahkan Allah untuk mematuhi seluruh perintahmu. Dia tidak akan melakukan apa pun, kecuali atas perintahmu.”
Malaikat yang mengurus gunung itu berkata, ”Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk berkhidmat kepadamu. Jika engkau mau, biarlah aku jatuhkan gunung itu kepada mereka. Jika engkau mau, biarlah aku lempar mereka dengan kerikil.
Dan jika engkau mau, aku akan g uncangkan bumi di bawah kaki mereka!”
Apa kira-kira jawaban Rasulullah saw? Apa jawab beliau? Jawab Rasulullah, ”Hai malaikat gunung, aku datang kepada mereka karena aku berharap mudah-mudahan akan keluar dari keturunan mereka orang-orang yang mengucapkan ”La ilaha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.”
Subhanallah, inilah Rasulullah.. siapa yang mampu mendekati kebaikan Nabi kita?. Hati siapa yang tak tersentuh dengan besarnya cintanya? Benarlah pujian Allah kepadanya..
”Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. (QS. at-Taubah: 128).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar