Dalam banyak sifat, orang-orang Yahudi
memiliki kesamaan dengan Iblis. Sebagaimana yang al-Quran gambarkan dalam
ayat-ayatnya, kisah Bani Israel selalu saja disebutkan setelah kisah Iblis
dengan Adam. Dosa-dosa yang dilakukan Bani Israel adalah juga dosa-dosa yang
dilakukan Iblis sejak mereka hadir di alam semesta ini.
Di
bawah ini pembaca dapat melihat perbandingan antara kedua kelompok tersebut:
Iblis
dikenal sebagai makhluk yang dengki. Dan orangorang Yahudi adalah orang-orang
yang paling dengki di antara manusia. Mereka dengki dengan saudara mereka, dan
berkata, "Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak
dikenal) supaya perhatian ayah kalian tertumpah kepada kalian saja. Sesudah itu
hendaklah kalian menjadi orang-orang yang baik." (QS. Yusuf: 9)
Iblis
menyuarakan sikap sombong dan rasialis mereka dengan lantang. Ia berkata,
"Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah." (QS. Al-A'raf: 12) Orang-orang Yahudi juga
meneriakkan rasialisme dan menganggap diri mereka sebagai bangsa Allah yang
terpilih. Mereka berkata, "Kami ini adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya." (QS. Al-Ma'idah: 18)
Kerja
Iblis di dunia adalah merusak. Allah berfirman, "Sesungguhnya setan itu
menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar:" (QS. An-Nur:
21) Dan tentang orang-orang Yahudi, Allah berfirman, "(Yaitu) orang-orang
yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan
jalinan dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menjalinnya
dan membuat kerusakan di muka bumi." (QS. Al-Baqarah: 27)
Allah
menyebut Iblis sebagai musuh bagi anak Adam dan memerintahkan kepada manusia
agar menjadikannya sebagai musuh abadi. Ia berfirman, "(Yaitu) orang-orang
yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan
jalinan (kerabat) dengan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk
menjalinnya dan membuat kerusakan di muka bumi;" (QS. Al-Baqarah: 27)
"Sesungguhnya setan adalah musuh kalian, maka jadikanlah ia musuh
(kalian). " (QS. Fathir: 6) Dan Allah menggambarkan orang-orang Yahudi
sebagai orang-orang yang paling memusuhi kaum mukminin. Allah berfirman,
"Engkau akan temukan orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap
orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang
musyrik." (QS. Al-Ma'idah: 82)
Allah
telah memperingatkan kaum mukminin agar jangan terpedaya dan menjadi pengikut
setan. Ia berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganJah kalian
mengikuti langkahlangkah setan." (QS. An-Nur: 21) Ia juga melarang kaum
mukminin agar jangan menjadi teman dan pengikut orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,janganlah kalian menjadikan
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian)." (QS.
Al. Ma'idah: 51)
Salah
satu watak setan adalah ingkar janji, Allah berfirman, "Dan berkatalah
setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "'Sesungguhnya Allah
telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan
kepada kalian, tetapi aku menyalahinya." (QS. Ibrahim: 22) Orang-orang
Yahudi juga selalu ingkar janji, seolah-olah setan menjelma berulang-ulang
dalam diri mereka. Allah menjelaskan sifat mereka ini dalam banyak ayat. Di
antar'anya, "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang
yang telah diberi Kitab, (yaitu), 'Hendaklah kalian menjelaskan isi Kitab itu
kepada manusia, dan jangan menyembunyikannya,' lalu mereka melemparkan janji
itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang
sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima." (QS. Ali Imran: 187)
Dalam ayat lain, Allah berfirman, "Setiap kali mereka mengikat janji,
segolongan mereka melemparkannya." (QS. Al-Baqarah: 100)
Setan
sangat berhasrat untuk mengkafirkan kaum mukminin. Karena itu ia selalu
mengintai mereka dijalan yang benar dan keselamatan, seperti layaknya perampok
yang mengintai rombongan pejalan. Setan berkata kepada Tuhannya, "Aku
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka darijalan Engkau yang lurus."
(QS. Al-A'raf: 16), menyesatkan, menjanjikan dan memberikan harapan-harapan
kepada mereka, "Padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain
tipuan belaka." (QS. An-Nisa': 120) Dan Allah berfirman mengungkap hasrat
Bani Israel yang tersembunyi di dalam hati mereka untuk mengkafirkan kaum
mukminin, setelah mereka tahu bahwa kaum mukminin berada di dalam kebenaran,
"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan
kalian kepada kekafiran setelah kalian beriman, karena dengki yang (ada) dalam
diri mereka, setelah kebenaran nyata bagi mereka." (QS. Al-Baqarah: 109)
Falih
Ibrahim Abud dalam tesisnya 133) mengatakan, "Bukan sesuatu yang melampaui
batas kebenaran ilmiah jika kita katakan, bahwa orang-orang Yahudi lebih
bersikap tidak sopan terhadap Allah ketimbang Iblis. Karena Iblis hanya tidak
patuh ketika disuruh sujud kepada Adam. Pembangkangannya bukan semata ditujukan
kepada perintah Allah itu sendiri, namun pada Adam sebagai makhluk yang ia
harus sujud di hadapannya. Sedangkan Bani Israel, di hadapan nabi mereka,
sengaja menyekutukan Allah. Meskipun Taurat dan tanda-tanda semesta yang datang
dari Allah menjadi mukjizat yang nyata, namun mereka tetap menjadikan anak sapi
sebagai sesembahan selain Allah, yang mereka cintai." 134) "Dan telah
diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi." (QS.
Al-Baqarah: 93)
Iblis
berbicara kepada Allah dengan sopan, dengan menyebutkan julukan ketuhanannya.
Ia berkata, "Tuhanku!" (QS. Al-Hijr: 39) Sedangkan Bani Israel
berbicara kepada Musa a.s. seenaknya saja. Mereka berkata, "Berdoalah
kepada Tuhanmu untuk kami." (QS. Az-Zukhruf: 49) "Pergilah engkau
bersama Tuhanmu." (QS. Al-Ma'idah: 24). Iblis bersumpah dengan kemuliaan
Allah. Iblis berkata, "Demi kekuasaan Engkau." (QS. Shad: 82)
Sedangkan Bani Israel sama sekali tidak mengenal kemuliaan Allah. Mereka tidak
pernah berharap keagungan Allah. Mereka berkata, "Sesungguhnya Allah itu
miskin dan kami adalah orang-orang kaya." (QS. Ali Imran: 181) Mereka juga
berkata, "Tangan Allah terbelenggu." (QS. Al-Ma'idah: 64) Mereka juga
berkata, "Uzair adalah anak Allah." (QS. AtTaubah: 30)
Akibat
perilaku mereka yang rendah dan buruk terhadap Allah, mereka mendapatkan
kemarahan Allah, dilaknat berkalikali, terlantar, dicekam perasaan takut mati
dan cinta kehidupan dunia. Allah memaparkan kepada Yahudi semua hakikat ini,
memperingatkan mereka akan akibat kemarahan Allah, serta melarang mereka agar
tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengundang kemarahan Allah. Akan tetapi
mereka tetap saja menentang Allah, "Karena itu mereka mendapat murka di
atas kemurkaan." (QS. Al-Baqarah: 90) Akibat kemarahan Allah, mereka akan
mengalami kejatuhan yang tidak dapat dihindari, meskipun mereka telah mencapai
terminal puncak di dalam sejarah mereka. Umat yang memiliki kemuliaan garis
keturunan Ibarahim a.s. ini telah terlepas dari kemuliaannya, setelah mereka
terjerumus dalam kesesatan. Dengan demikian, mereka terputus-secara teologis
dan genetis - dari Ibrahim a.s. "Sesungguhnya orang yang paling dekat
kepada lbrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad),
serta orang-orang yang beriman. Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang
beriman.“ (QS. Ali-Imran:68)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar