Penduduk Syam senantiasa berada di
atas al-haqq yang dominan hingga datang Kiamat.
“Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah,
tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan
hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian.
Mu’adz berkata: dan mereka ada di Syam.“ (HR.Bukhari)
“Jika penduduk Syam rusak
agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu
kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh orang yang
menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat
Doa Nabi saw meminta barokah untuk
negeri Syam, dan harapan Nabi saw agar penduduknya dihindarkan dari keburukan
dan musibah.
Ya Allah, berilah kami barakah pada
negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat
bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah berdoa: Ya Allah berilah kami barakah
pada negeri Syam, ya Allah berilah kami barakah pada negeri Yaman. Para sahabat
masih bertanya: termasuk Nejed ? Rasulullah saw menjawab: Di sana (nejed)
terjadi gempa dan huru-hara, dan di sana muncul dua tanduk syetan. (HR.
Bukhari)
Catatan: yang dimaksud dengan Nejed
dalam hadits ini adalah Iraq.
Penduduk Syam diuji oleh Allah
dengan penyakit tho’un (wabah pes) agar mendapat syahadah dan rohmat.
“Jibril datang kepadaku dengan
membawa demam dan pes, aku menahan demam di Madinah dan aku lepaskan pes untuk
negeri Syam, karena meninggal karena pes merupakan mati syahid bagi umatku,
rahmat bagi mereka, sekaligus kehinaan bagi kaum kafir.” (HR. Imam Ahmad)
Negeri Syam dinaungi sayap malaikat
rahmat
“Beruntunglah negeri Syam. Sahabat
bertanya: mengapa ? Jawab Nabi saw: Malaikat rahmat membentangkan sayapnya di
atas negeri Syam.” (HR. Imam Ahmad)
Syam adalah negeri iman dan Islam saat terjadi huru-hara dan
peperangan dahsyat.
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam)
ditarik dari bawah bantalku, aku ikuti pandanganku, ternyata ia adalah cahaya
sangat terang hingga aku mengira akan mencabut penglihatanku, lalu diarahkan
tiang cahaya itu ke Syam, dan aku lihat bahwa bila fitnah (konflik) terjadi
maka iman terletak di negeri Syam.”
Syam merupakan pusat negeri Islam di
akhir zaman
“Salamah bin Nufail berkata: aku
datang menemui Nabi saw dan berkata: aku bosan merawat kuda perang, aku
meletakkan senjataku dan perang telah ditinggalkan para pengusungnya, tak ada
lagi perang. Nabi saw menjawab: Sekarang telah tiba saat berperang, akan selalu
ada satu kelompok di tengah umatku yang unggul melawan musuh-musuhnya, Allah
sesatkan hati-hati banyak kalangan untuk kemudian kelompok tersebut memerangi
mereka, dan Allah akan memberi rizki dari mereka (berupa ghanimah) hingga
datang keputusan Allah (Kiamat) dan mereka akan selalu demikian adanya.
Ketahuilah, pusat negeri Islam adalah Syam. Kuda perang terpasang tali kekang
di kepalanya (siap perang), dan itu membawa kebaikan hingga datangnya Kiamat.”
(HR. Imam Ahmad)
Syam merupakan benteng umat Islam saat terjadinya malhamah
kubro (perang dahsyat akhir zaman)
“Auf bin Malik al-Asyja’iy berkata: Aku
menemui Nabi saw lalu aku ucapkan salam. Nabi saw: Auf ? Aku: Ya,
benar. Nabi saw: Masuklah. Aku: Semua atau aku sendiri? Nabi
saw: Masuklah semua. Nabi saw: Wahai Auf, hitung ada enam tanda
Kiamat. Pertama, kematianku. Aku: Kalimat Nabi saw ini membuatku
menangis sehingga Nabi saw membujukku untuk diam. Aku lalu menghitung: satu.
Nabi saw: Penaklukan Baitul Maqdis. Aku: Dua. Nabi saw: Kematian
yang akan merenggut umatku dengan cepat seperti wabah kematian kambing.
Aku: Tiga. Nabi saw: Konflik dahsyat yang menimpa umatku. Aku: Empat.
Nabi saw: Harta membumbung tinggi nilainya hingga seseorang diberi 100 dinar
masih belum puas. Aku: Lima. Nabi saw: Terjadi gencatan senjata
antara kalian dengan Bani Ashfar (bangsa pirang), lalu mereka mendukung kalian
dengan 80 tujuan. Aku: Apa maksud tujuan? Nabi saw: Maksudnya
panji. Pada tiap panji terdisi dari 12.000 prajurit. Benteng umat Islam saat
itu di wilayah yang disebut Ghouthoh, daerah sekitar kota Damaskus.” (HR. Imam
Ahmad)
Catatan: Daerah bernama Ghauthah
masih ada hingga kini, tak berobah namanya, dan letaknya memang dekat Damaskus.
Pasukan terbaik akhir zaman ada di
Syam dan Allah menjamin kemenangan mereka.
“Pada akhirnya umat Islam akan
menjadi pasukan perang: satu pasukan di Syam, satu pasukan di Yaman, dan satu
pasukan lagi di Iraq. Ibnu Hawalah bertanya: Wahai Rasulullah, pilihkan untukku
jika aku mengalaminya. Nabi saw: Hendaklah kalian memilih Syam, karena ia
adalah negeri pilihan Allah, yang Allah kumpulkan di sana hamba-hamba
pilihan-Nya, jika tak bisa hendaklah kalian memilih Yaman dan berilah minum
(hewan kalian) dari kolam-kolam (di lembahnya), karena Allah menjamin untukku
negeri Syam dan penduduknya.” (HR. Imam Ahmad)
Kematian Dajjal terjadi di Syam
“Al-Masih Dajjal akan datang dari
arah timur, ia menuju Madinah, hingga berada di balik Uhud, ia disambut oleh
malaikat, maka malaikat membelokkan arahnya ke Syam, di sana ia dibinasakan, di
sana dibinasakan.” (HR. Imam Ahmad)
“Dajjal akan keluar di tengah Yahudi
Asfahan hingga mencapai Madinah, ia singgah di perbatasannya, saat itu Madinah
memiliki 7 pintu pada tiap pintu dijaga oleh 2 malaikat, maka penduduk Madinah
yang jahat bergabung dengan Dajjal, hingga bila mereka mencapai pintu Ludd, Isa
as turun lalu membunuhnya, dan sesudah itu Isa as hidup di dunia 40 tahun
sebagai pemimpin yang adil dan hakim yang bijak.” (HR. Imam Ahmad)
Syam adalah negeri titik temu
dan titik tolak
“Kalian akan dikumpulkan di sana –
tangannya menunjuk ke Syam – jalan kaki atau naik kendaraan maupun berjalan
terbalik (kepala di bawah) … “(HR. Imam Ahmad)
“Maimunah bertanya kepada Nabi saw:
Wahai Nabi Allah, jelaskan kepada kami tentang Baitul Maqdis. Maka Nabi saw
menjawab: Dia adalah negeri titik bertolak dan titik berkumpul, datanglah ke
sana dan sholatlah di sana, karena sholat di sana bernilai 1000 kali sholat di
tempat lain.” (HR. Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar