( Masih Lebih Baik Dari Kaum Musyrik Quraisy dan Kita ? )
Kebenaran
agama Islam ternyata tak hanya diterima oleh umat manusia. Kebenaran
Islam juga diakui dan diyakini oleh makhluk lainnya, di antaranya adalah
jin, yaitu makhluk yang diciptakan Allah SWT dari api. Kisah keislaman
dan keimanan jin ini, diabadi-kan Allah SWT dalam Alquran sebagaimana
termaktub dalam surah al-Jin [72] ayat 1-2 dan surah Al-Ahqaaf [46]
29-32.
Katakanlah (hai Muhammad) "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Alquran), lalu mereka berkata Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorang pun dengan Tuhan kami." (QS al-Jin [72] 1-2).
"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan-(nya) lalu mereka berkata Diamlah kamu (untuk menden-garkannya). Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."1 (QS Al-Ahqaaf [46] 29-32).
Syekh Abdul Munim Ibrahim dalam bukunya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, menyebutkan, jin termasuk di antara makhluk Allah yang telah diciptakan dengan kewajiban menjalankan syariat-Nya. Dalam Alquran ditegaskan, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku." (QS Adz-Dzaariyat [51] 56).Allah menciptakan jin dari api yang menyala ), dan ia adalah ujung api yang berkobar. Mari) adalah kobaran api yang bercampur dengan api hitam (sangat panas, as-samuum). Lihat al-Hijr [15] 27, ar-Rahman [55] 15.
Dalam Syaamil Al-Quran disebutkan, keislaman para jin ini dan diabadikannya kisah mereka itu dalam Alquran (QS 46 29-32, dan QS 72 1-2), adalah sebagai bentuk penghinaan dan celaan terhadap kaum Quraisy dan bangsa Arab yang terlalu lambat dalam mengimani risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ayat ini juga menunjukkan kepada umat manusia, bahwa jin yang diciptakan Allah dari api pun bisa menerima kebenaran Alquran dan Islam. Sementara, manusia yang diciptakan Allah dari tanah dan diberi kelebihan berupa akal, ternyata belum sepenuhnya menerima Islam. Seharusnya, mereka berkaca dari keterangan ayat ini.
Dalam Asbab an-Nuzul disebutkan, sebab-sebab diturunkannya surah al-Ah-qaaf ayat 29-32. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Masud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya sembilan dan sebagian lain menyebutkan tujuh), yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, "Diamlah, perhatikan bacaannya." Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.
Sementara itu, mengenai surah al-Jin ayat 1-2, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya sekumpulan jin mendengarkan Rasulullah SAW membaca Alquran ketika sedang mendirikan shalat Shubuh bersama para sahabatnya. Kemudian, seusai shalat, Rasul menceritakan hal itu kepada para sahabatnya mengenai turunnya ayat 1-2 surah al-Jin tersebut.Ibnu Masud menyatakan, dirinya ikut menyaksikan malam turunnya ayat Jin ini. Rasulullah SAW bersabda; "Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Alquran kepada mereka."
Dalam riwayat sahih dijelaskan bahwa golongan jin telah mendengarkan Nabi Muhammad SAW pada saat sedang shalat dengan para sahabatnya dan membaca Alquran dengan lantunan suara yang mendorong para jin bergerak menuju ke hariba-an-Nya. Setelah mereka mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan memahami hakikat Kalamullah (Alquran), mereka segera bertolak dan bergerak menuju kaumnya untuk memberi kabar gembira dan mengajarkan apa-apa yang telah mereka pahami dan dengarkan dari Rasulullah SAW.
Jin Dari Nasibain
Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Masud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Munim Ibrahim, jumlah mereka sebanyak sembilan jin dan salah satu dari jin itu bernama Zaubaah. Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin, disebutkan pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Syria, yaitu di dekat Mosul.
Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah ar-Rahman [55]. Rasulullah SAW bersabda; "Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah ar-Rahman [55] daripada kalian."Para sahabat bertanya; "Bagaimana bisa, ya Rasul?" Rasul menjawab; "Ketika aku membaca ayat, maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan," para jin berkata; "Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan."
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan pada para sahabatnya, bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan men-tadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT. Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah, sementara para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istipiam (pertanyaan) daripada manusia.
Kendati demikian, hanya para sahabat ini dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orang-orang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Alquran dijelaskan, surah Jin dan al-Ahqaaf itu memberikan teguran kepada orang-orang Kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan, sementara jin yang bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW.
Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin yang Islam (mukmin). Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, dan jin kafir akan ditempatkan di neraka. Sementara itu, Rasulullah SAW menggambarkan, para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqasid asy-Syaithan, dalam Hawatif, riwayat al-Hakim, dan lainnya.
Katakanlah (hai Muhammad) "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Alquran), lalu mereka berkata Sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorang pun dengan Tuhan kami." (QS al-Jin [72] 1-2).
"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Alquran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan-(nya) lalu mereka berkata Diamlah kamu (untuk menden-garkannya). Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Alquran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."1 (QS Al-Ahqaaf [46] 29-32).
Syekh Abdul Munim Ibrahim dalam bukunya Ma Qabla Khalqi Adam dan telah diterjemahkan dengan judul Adakah Makhluk Sebelum Adam? Menyingkap Misteri Awal Kehidupan, menyebutkan, jin termasuk di antara makhluk Allah yang telah diciptakan dengan kewajiban menjalankan syariat-Nya. Dalam Alquran ditegaskan, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (beribadah) kepada-Ku." (QS Adz-Dzaariyat [51] 56).Allah menciptakan jin dari api yang menyala ), dan ia adalah ujung api yang berkobar. Mari) adalah kobaran api yang bercampur dengan api hitam (sangat panas, as-samuum). Lihat al-Hijr [15] 27, ar-Rahman [55] 15.
Dalam Syaamil Al-Quran disebutkan, keislaman para jin ini dan diabadikannya kisah mereka itu dalam Alquran (QS 46 29-32, dan QS 72 1-2), adalah sebagai bentuk penghinaan dan celaan terhadap kaum Quraisy dan bangsa Arab yang terlalu lambat dalam mengimani risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ayat ini juga menunjukkan kepada umat manusia, bahwa jin yang diciptakan Allah dari api pun bisa menerima kebenaran Alquran dan Islam. Sementara, manusia yang diciptakan Allah dari tanah dan diberi kelebihan berupa akal, ternyata belum sepenuhnya menerima Islam. Seharusnya, mereka berkaca dari keterangan ayat ini.
Dalam Asbab an-Nuzul disebutkan, sebab-sebab diturunkannya surah al-Ah-qaaf ayat 29-32. Diriwayatkan dari Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Masud. Ketika Rasulullah SAW sedang membaca ayat-ayat Alquran, ada beberapa jin (sejumlah riwayat menyebutkan jumlahnya sembilan dan sebagian lain menyebutkan tujuh), yang turut mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah SAW. Kemudian, salah satu dari jin itu mengingatkan teman-temannya, "Diamlah, perhatikan bacaannya." Sesudah itu mereka kembali kepada kaumnya untuk mengingatkan mereka pada jalan yang benar.
Sementara itu, mengenai surah al-Jin ayat 1-2, sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwasanya sekumpulan jin mendengarkan Rasulullah SAW membaca Alquran ketika sedang mendirikan shalat Shubuh bersama para sahabatnya. Kemudian, seusai shalat, Rasul menceritakan hal itu kepada para sahabatnya mengenai turunnya ayat 1-2 surah al-Jin tersebut.Ibnu Masud menyatakan, dirinya ikut menyaksikan malam turunnya ayat Jin ini. Rasulullah SAW bersabda; "Aku didatangi juru dakwah dari kalangan jin. Lalu kami pergi bersamanya, dan aku bacakan Alquran kepada mereka."
Dalam riwayat sahih dijelaskan bahwa golongan jin telah mendengarkan Nabi Muhammad SAW pada saat sedang shalat dengan para sahabatnya dan membaca Alquran dengan lantunan suara yang mendorong para jin bergerak menuju ke hariba-an-Nya. Setelah mereka mendengarkannya dengan sungguh-sungguh dan memahami hakikat Kalamullah (Alquran), mereka segera bertolak dan bergerak menuju kaumnya untuk memberi kabar gembira dan mengajarkan apa-apa yang telah mereka pahami dan dengarkan dari Rasulullah SAW.
Jin Dari Nasibain
Dalam kitab Ad-Durur al-Manshur disebutkan bahwa jumlah jin yang datang kepada Rasulullah SAW itu sebanyak tujuh jin. Sementara itu, menurut Ibnu Masud sebagaimana dikutip Syekh Abdul Munim Ibrahim, jumlah mereka sebanyak sembilan jin dan salah satu dari jin itu bernama Zaubaah. Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin, disebutkan pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Syria, yaitu di dekat Mosul.
Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah ar-Rahman [55]. Rasulullah SAW bersabda; "Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah ar-Rahman [55] daripada kalian."Para sahabat bertanya; "Bagaimana bisa, ya Rasul?" Rasul menjawab; "Ketika aku membaca ayat, maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan," para jin berkata; "Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan."
Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan pada para sahabatnya, bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan men-tadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT. Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah, sementara para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istipiam (pertanyaan) daripada manusia.
Kendati demikian, hanya para sahabat ini dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orang-orang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam. Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Alquran dijelaskan, surah Jin dan al-Ahqaaf itu memberikan teguran kepada orang-orang Kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan, sementara jin yang bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW.
Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin yang Islam (mukmin). Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, dan jin kafir akan ditempatkan di neraka. Sementara itu, Rasulullah SAW menggambarkan, para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqasid asy-Syaithan, dalam Hawatif, riwayat al-Hakim, dan lainnya.
Sebagaimana
manusia dan hewan, para jin ini juga makan dan minum, menikah, dan
beranak serta mati. Menurut Syekh Abdul Munim Ibrahim, para jin ini
adalah penghuni dunia yang hidup di tempat-tempat sepi dari manusia dan
di padang pasir. Dan di antara para jin itu, ada yang hidup di
pulau-pulau di tengah laut, di tempat sampah, di tempat rusak, dan di
antara mereka ada yang hidup bersama manusia.Jin memiliki kemampuan yang
tidak dimiliki manusia seperti terbang, naik ke langit, mendengar apa
yang tidak bisa didengar oleh manusia, dan mereka juga melihat apa yang
tidak dapat dilihat oleh manusia.
Wallahu'alam bi shawab
Wallahu'alam bi shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar